Alex Yakin Kilang Minyak Dibangun di TAA

"Saya sudah meminta agar Pak Menteri memberikan dua kilang untuk dibangun di Sumsel.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Darwin Sepriansyah
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH memberikan paparan di hadapan Menteri ESDM RI Sudirman Said tentang kesiapan membangun kawasan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pelabuhan Penyebrangan TAA, Senin (20/3/2016). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH yakin bakal banyak investor bersedia membangun minimal satu atau dua kilang minyak di kawasan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

"Saya sudah meminta agar Pak Menteri memberikan dua kilang untuk dibangun di Sumsel. Setidaknya minimal satu kilang. Kita siap bersaing dengan provinsi manapun untuk memperebutkan kilang minyak ini,"

"Sebab potensi di Sumsel cukup besar dan lahan juga tersedia," ungkap Ir H Alex Noerdin SH saat memberikan paparan di hadapan Menteri ESDM RI Sudirman Said tentang kesiapan membangun kawasan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pelabuhan Penyeberangan TAA, Senin (20/3/2016).

Menurut Alex, selain ada listrik, infrastruktur lain yang ada di KEK TAA ada gas baik PGN, Pertagas, dan PDPDE.

Untuk air bersih, Pemprov Sumsel terus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk pengambilan sumber air baku (intake) di Sungai Gasing (Banyuasin).

"Kami yakin dan optimis KEK TAA akan berpotensi besar untuk menggali investor dalam dan luar negeri. Ini akan mewujudkan impian masyarakat Sumsel untuk miliki kawasan industri di Sumsel," papar Alex.

Karena potensi yang ada itulah, orang nomor satu di Bumi Sriwijaya ini meyakini rencana pemerintah pusat untuk membangun empat kilang besar selama 10 tahun kedepan, salah satunya bisa dibangun di TAA.

Pemprov Sumsel menyatakan sudah siap membangun kawasan industri di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api.

Bukan hanya itu, guna menunjang fasilitas, sarana dan prasarana, juga akan dibangun pelabuhan laut dalam (Depp Port Sea) yang terintegrasi dengan kawasan industri.

"Pelabuhan laut dalam ini akan memiliki kedalaman sekitar 25 kilometer," ujar Kepala Project Management Unit (PMU) KEK TAA, Regina Ariyanti.

Pelabuhan laut dalam itu saat ini masih dalam proses feasibility study (FS). Nantinya, kata dia, pelabuhan laut dalam akan dibangun dengan sistem reklamasi.

Terkait dengan rencana pembangunan dan pengembangan KEK TAA, Regina menuturkan, saat ini masih dalam proses pembebasan lahan untuk 2.030 hektar lahan. Sistemnya bertahap, pembebasan dilakukan dengan tahap I seluas 217 hektar dengan dana Rp41 miliar tahun ini.

Penyelesaian pembebasan lahan untuk lokasi KEK TAA di-deadline hingga Juni 2016. Ia menyebutkan, berdasarkan PP No 51 tahun 2014 ada beberapa jenis industri yang bakal difokuskan ke KEK TAA.

Diantaranya industri pengolahan yang terdiri dari ban, sarung tangan, crumb reader. Lalu ada industri kelapa sawit yang terdiri dari oleochemical dan bio diesel. Selain itu juga ada industri petrokimia berupa gasifikasi batubara dan industri kimia (ethanol).

"Untuk investasi pembangunan kawasan mencapai Rp12,302 triliun, dan diperkirakan dapat mencapai Rp56,09 triliun hingga 2025," beber dia.

Pihaknya berharap dengan adanya KEK TAA itu akan dapat menyerap tenaga kerja hingga 149.500 orang.

Agar menarik investor yang hendak berinvestasi di Sumsel, pihaknya melengkapi dengan infrastruktur baik dari jalan, listrik, instalasi, pengolahan air bersih dan air limbah.

"Nantinya di KEK TAA saat ini eksisting ada kapasitas 2x30 mw. PLN siap pasok 800 MW, juga ada banyak perusahaan swasta yang ingin kembangkan pembangkit listrik," terang dia.

Menteri ESDM RI Sudirman Said mengatakan, di Sumsel memiliki potensi untuk pembangunan kilang. "Saya kira potensinya ada di Sumsel. Dan ini perlu pendalaman dan kajian," ucapnya.

Apalagi saat ini kilang yang ada di Plaju sudah cukup lama dan harus segera dipikirkan wilayah penggantinya. Dan di TAA potensi karena memiliki lahan yang luas.

"Persiapan lahan tergantung daerah. Bisa 4-5 tahun kontruksi, dan perlu ada feasibility study dan Amdal. Jadi memang panjang waktu yang dibutuhkan jika memang Sumsel bakal jadi lokasi pembangunan kilang minyak," kata Sudirman.

Terkait dengan rencana pembangunan kilang, Sudirman menerangkan ada rencana bangun empat unit kilang yang bisa menampung 1,2 juta barel minyak per hari.

Dari empat rencana itu, pihaknya sudah mencanangkan dua kilang untuk Bontang dan Tuban.

"Masih ada dua lagi, nah kita yakini Sumsel bisa bangun kilang dengan kekayaan potensinya," ujarnya.

Untuk daerah lain yang juga miliki potensi besar, kata dia, yakni Arun dan Lombok.

"Sebenarnya kita sudah lakukan study beberapa tahun lalu untuk Sumsel, tapi saat itu masih ajukan pembangunan kilang di TAA,"

"Terkendala dengan sedimentasi sungai. Karenanya, saat paparan tadi, digambarkan kilang bisa dibangun di kawasan reklamasi," ucapnya (*)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved