Nominasi Oscar "The Revenant", Suratan Takdir Leonardo DiCaprio

Bagi Leonardo DiCaprio, The Revenant (2015) bisa jadi bukan cuma film yang dibintangi, namun juga suratan takdir yang dijalani. Karakter Hugh Glass,

Editor: Bedjo
STYLECASTER.COM
Leonardo DiCaprio. 

Seperti Leo DiCaprio, Inarittu juga memaknai The Revenant lebih dari sekedar film. Sutradara pemenang Oscar tahun lalu lewat Birdman (2014) itu menilai The Revenant layaknya perjalanan spiritual.

Kepada The Guardian, Iñárritu menilai Hugh Glass yang memang diangkat dari kisah nyata itu lebih dari sebuah karakter.

"Dia seorang manusia, makhluk liar, seorang santa, seorang martir, sebuah jiwa," tutur Inarittu.

Tentu saja, alam liar menjadi lokasi syuting yang paling tepat untuk menangkap esensi kehidupan Hugh Glass. Iñárritu memilih pelosok Alberta dan British Columbia di Kanada, meski harus menghadapi dingin yang mencapai -40 derajat Celcius.

Dengan dibantu sinematografer asal Meksiko, Emmanuel Lubezki (yang juga membantu Inarittu di Birdman), pengambilan gambar dimulai, diambil sesuai kronologi cerita.

Gambar diambil dengan menggunakan pencahayaan alamiah, dan--seperti Birdman--dengan adegan-adegan yang panjang dalam sekali take.

Cara ini dilakukan agar kisah yang diambil dari novel karya Michael Punke ini terkesan natural.

"Ini merupakan sebuah homage (penghormatan) terhadap orisinalitas tradisi sinema," tutur sutradara yang pertama kali masuk nominasi Oscar untuk Amores perros (2000) tersebut.

"Saya sepenuhnya percaya bahwa begitulah sebuah film harusnya digarap," ucap Iñárritu.

Dengan semua passion yang dimiliki Alejandro Iñárritu, kehadiran Leonardo DiCaprio tentu sebuah anugerah. Leo memiliki kemelekatan yang sama seperti Iñárritu terhadap The Revenant, juga terhadap wiracarita tentang Hugh Glass.

Leo rela mencemplungkan diri ke dalam sungai yang permukaannya membeku. Dia juga rela memakai kulit binatang seberat 46 kilogram untuk membuatnya tetap hangat. Setiap hari jadi ajang bagi Leo dalam menempa diri agar tidak menderita hypothermia.

"Setiap hari dalam proses pembuatan film ini sangat berat. Ini merupakan film paling berat yang saya jalani," ujar Leo kepada Wired.

Tidak hanya itu, kepada media Inggris TimeOut, Leo juga membenarkan bahwa semua adegan di The Revenant dilakukannya tanpa peran pengganti. Dia dikubur dalam keadaan hidup, tidur di dalam bangkai binatang, hingga memakan hati bison mentah-mentah.

Dalam skala 1 sampai 10, Leo menilai "kebrutalan" proses pembuatan film ini di angka 10.

"Merasakan sakit itu cuma sementara, tapi film dibuat untuk selamanya," ujar pria yang dikenal pesolek dan kerap berganti pacar itu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved