Miris, Dulunya Lokasi Wisata Sekarang Jadi Lokasi Tambang Tradisional

Tidak jarang warga Tebingtinggi yang pulang dari merantu akan menyempatkan waktu untuk mandi dan kongkow dilokasi ini.

Penulis: Awijaya | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/ANDI WIJAYA
Situasi terkini lokasi wisata di Sungai Muare yang berada di Desa Rantautenang Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Empatlawang. Kini tempat tersebut jadi tempat penambangan Galian C 

SRIPOKU.COM, EMPATLAWANG -- Mungkin bagi masyarakat di Kecamatan Tebingtinggi, lokasi wisata di Sungai Muare yang berada di Desa Rantautenang Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Empatlawang sudah tidak asing bagi warga.

Lokasi ini dulunya sebagai lokasi wisata yang kerap dikunjungi keluarga untuk menikmati keindahan dan kesejukan lokasi Sungai Muare yang mengalir desa Rantautenang Kecamatan Tebingtinggi.

Tidak jarang warga Tebingtinggi yang pulang dari merantu akan menyempatkan waktu untuk mandi dan kongkow dilokasi ini.

Pengamatan Sripoku.com, lokasi ini sekarang mulai rusak karena dijadikan sebagai lokasi warga sekitar lokasi ini untuk mengumpulkan material batu kali untuk dijual.

Mereka tidak ada pilihan lantaran harga karet yang saat ini cukup murah di pasaran menuntut warga untuk mencari tambahan lain.

Tumpukan material <a href='https://palembang.tribunnews.com/tag/galian-c' title='galian C'>galian C</a>

Material galian C yang berada di lokasi wisata di Sungai Muare yang berada di Desa Rantautenang Kecamatan Tebingtinggi, Empatlawang. (SRIPOKU.COM/ANDI WIJAYA)

"Tahu sendiri dulunya lokasi Muare ini, cukup banyak didatangi warga di kecamatan Tebingtinggi ini, karena lokasinya sejuk dan selain itu sungainya yang bening,"ungkap Heri salah seorang warga Desa Rantautenang Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Empatlawang dibincangi Sripoku.com, Sabtu(13/2/2016).

Heri mengatakan, kerusakan ini diawali dengan berdirinya perusahaan galian C yang beroperasi disekitar lokasi. Saat ini perusahaan galian C ini tutup, dan warga mulai mengambil alih dengan cara mencari material secara tradisional warga mengumpulkan batu kali di sungai kawasan Muare ke atas ban lalu dikumpulkan ke lokasi ini.

"Sekarang kawasan ini rusak tidak sebagus dulu, warga datang ke sinipun sudah kurang, kecuali warga yang hendak cuci dan mandi," ungkapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved