90 Paku Bumi Dibenamkan di Tol Palindra
Tampak truk-truk berisi tanah timbunan, lalu lalang keluar masuk area proyek untuk melakukan penimbunan.
Penulis: Welly Hadinata | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM -- Progress proyek Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra), bagian dari Tol Sumatera, hingga kini masih terus dikebut pengerjaannya. Bahkan proyek yang dibanggakan Presiden Jokowi ini dipastikan terus berjalan tanpa ada kendala maupun hambatan.
Dari pantauan Sripoku.com, Senin (11/1/2016), area proyek pembangunan Tol Palindra di Kecamatan Pemulutan OI ini sudah mulai ada perkembangan. Sejumlah alat berat yang dikerahkan pihak PT HKI (Hutama Karya Insfrastruktur) sebagai kontraktor, terlihat beroperasional di lokasi proyek. Seperti ekskavator, crane, buldoser, traktor, dan alat berat lainnya yang beroperasional sesuai fungsi alat berat.
Dilihat dari pengerjaan fisiknya, mulai dari titik nol hingga titik akhir 7 km sebagai titik awal pengerjaan, sudah terlihat bentuk ruas badan jalan. Terutama untuk 1.000 meter pertama yang sudah mulai ada penimbunan tanah timbunan untuk dipadatkan kembali.
Tampak truk-truk berisi tanah timbunan, lalu lalang keluar masuk area proyek untuk melakukan penimbunan. Sementara ini sembari fokus melakukan penimbunan secara bertahap, pekerja dari HKI juga melakukan penancapan puluhan paku bumi sebagai tiang pancang bagian dari jalan tol. Dari titik nol hingga 5 km, kini sudah diprogres penancapan paku bumi.
Alat berat dikerahkan untuk memadatkan timbunan tanah pada badan jalan tol Palembang-Inderalaya, Senin (11/1/2016). Pengerjaan jalan tol Palindra yang dilakukan PT HKI dan akan menjadi kebanggaan wong Sumsel ini, terus dikebut untuk mencapai target rampung tahun 2017 mendatang. (SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT)
Seperti pada titik 1.000 meter, tampak sekitar 90 paku bumi ditancapkan ke tanah rawa-rawa yang kedalamannya berkisar 21 meter hingga 23 meter dari permukaan tanah. Paku bumi yang ditancapkan bertujuan sebagai rangka jembatan jalan, dikarenakan jalur jalan tol Palindra melewati jalur pipa gas dan pipa minyak milik Pertamina.
"Dari titik nol sampai titik 3.500 meter, ada dua titik yang ditancapkan tiang panjang. Karena jalur jalan ada pipa yang ada di bawah tanah," ujar salah seorang pekerja HKI di lokasi proyek.
Secara kasat mata, proyek pembangunan jalan Tol Palindra ini masih fokus membuka jalur jalan tol yang direncanakan sepanjang 22 km. Jalur jalan yang dibuka, kemudian langsung dilakukan penimbunan tanah. Berbagai teknis dana dilakukan pigak kontraktor dalam mengatasi kondisi jalan yang kultur tanahnya adalah rawa-rawa.
Meskipun pengerjaan dikebut sesuai tahapan, namun pekerja mengakui mengejrakaan proyek tergantung cuaca. Jika turun hujan deras, pekerja tidak berkatifitas dikarenakan kondisi lokasi proyek yang kondisi ttanahnya becek dan sulit untuk beraktifitas.
Sebelumnya, PT Hutama Karya (HK) sebagai pihak kontraktor pelaksana yang membangun jalan tol Palembang-Indralaya (Palindra), akhirnya memilih metode sistem pakem dari Cina dalam pembangunan tiang pancang tol palindra. Metode cara pakem dipakai karena sesuai dengan kondisi tanah di lokasi pembangunan Tol Palindra.
"Kita dan orang Kementerian PU sudah cek langsung bangunan kontruksi di Cina yang pakai cara pakem. Ternyata kontruksinya memang bagus. Jadi cara pakem ini akan dipakai untuk kontruksi jalan tol palindra," ujar I Gusti Ngurah Utama Direktur Utama PT Hutama Karya beberapa waktu lalu seusai menyampaikan laporan teknis kepada Gubernur Sumsel H Alex Noerdin.
Dikatakannya, cara pakai dipakai karena tanah pembangunan jalan tol palindra kondisinya tanah lembek. Jadi cara pakem dinilai para ahli sangat cocok untuk kontruksi tiang pancang jalan Tol Palindra.
"Sebetulnya rencana pertama pakai cara seribu kak, namun ahli dibidangnya menilai sangat bahaya jika ada goyangan. Cara keduanya yakni sistem cakar ayam, namun dinilai sulit. Akhirnya kita pakai cara pakem setelah kita lihat di Cina. Soal biayanya sama saja dan targetnya sebelum Asian Games ini sudah selesai," ujarnya.
Mega Proyek Palindra
- Panjang 22 Km
- Seksi I, 10 Km (dari KTM Rambutan ke Indralaya)
- Seksi II, 5 Km (dari Pemulutan ke Rambutan)
- Seksi III, 7 Km (dari Palembang ke Pemulutan)
- Kondisi tanah 5 km tanah keras dan 17 km tanah rawa
- Kontraktor Pelaksana PT Hutama Karya
- Biaya Diprediksi Menelan Rp 3,4 triliun