Tak Ada Kepastian Berangkat, CJU Sandera Pimpinan Biro Perjalanan Umroh
Sebanyak 64 jamaah umroh asal Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) merasa ditelantarkan oleh penyelengagra haji dan Umroh.
"Kami menyandera Dino itu karena takut lari. Dia sudah tipu kami dan sekarang kami ingin uang kami dikembalikan," tuturnya.
Setelah beberapa kali didesak, Abi mengatakan, Dino pun akhirnya menyetujui dan berjanji akan memberangkatkan secepatnya. Namun, lantaran ia dan para korban lainnya tidak puas karena tidak ada waktu pastinya ia pun akhirnya membawa Dino ke Polda Sumsel.
"Tidak kami siksa, cuma kami kurung saja di kamar," katanya.
Sementara itu, Dino Suteja mengaku sudah selama lima tahun menjalani bisnis umroh dan haji, baru kali ini mengalami penundaan keberangkatan. Itu disebabkan adanya keterlambatan kedatangan pesawat asal Malaysia.
"Sudah seribu orang kami berangkatkan, baru kali ini ada masalah," jelasnya.
Selain itu, Dino juga menyesalkan sikap jemaahnya yang melakukan penyanderaan terhadap dirinya.
"Gimana mau mengurus terbang kalau saya disandera begitu. Lima hari saya dan tiga anak buah saya disekap di kamar," ungkapnya.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol R Djarod Padakova mengatakan, pihaknya langsung memeriksa pimpinan PT Baitullah yang dilaporkan para korban. Jika terbukti bersalah, akan dikenakan Pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan.
"Kita cari tahu dulu akar masalahnya yang menyebabkan batalnya keberangkatan umroh para korban," jelasnya.
Ketika disinggung mengenai permintaan dari para korban untuk melapor ke Polres OKU karena kejadian awalnya berada di sana, menurut Djarod, tindakan awal memang dilakukan di Polda Sumsel dan nantinya bisa limpahkan ke Polres.
"Tunggu laporan dan pengembangan dari interogasi, untuk sementara terlapor diamankan dahulu. Sehingga semuanya bisa berjalan," terangnya.