Protes Malaysia Diterima, Indonesia Gagal Juara Umum

Perjuangan Indonesia meraih posisi puncak memang cukup dramatisir, setelah menjadi yang tercepat di nomor 4×100 meter putri dalam laga akhir.

Penulis: Candra Okta Della | Editor: Tarso

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Kontingan Indonesia untuk menjadi juara umum dalam Kejuaraan Atletik antar petugas lembaga pemasyarakatan (lapas) se-ASEAN ke -19 (APTFC) di Jakabaring Sport City (JSC), 30 November sampai 1 Desember 2015, pupus.

Perjuangan Indonesia meraih posisi puncak memang cukup dramatisir, setelah menjadi yang tercepat di nomor 4×100 meter putri dalam laga akhir.

Indonesia mendapat protes keras dari Malaysia, karena dinilai mencuri lintasan, dengan perdebatan alot bahkan sempat tegang, akhir Indonesia dinyatakan melanggar dan didiskualifikasi.

Malaysia yang dinyatakan sebagai pemenang dalam nomor tersebut, ditetapkan sebagai juara umum dengan meninggalkan Indonesia terpaut tiga poin, 453 dan 450.

Pelatih atletik Indonesia, Sri terlihat begitu shock, ia enggan memberikan statement apapun atas diterimanya protes Malaysia. Dengan terduduk lemas, Sri coba ditenangkan beberapa pelatih atletik lain.

"No koment," ucap Sri singkat, Rabu (2/12/2015)

Namun, meskipun gagal menjadi juara umum. Kontingan atletik Indonesia bukan menampilkan performa yang buruk. Indonesia berhasil mengumpulkan 25 emas, 6 perak dan 8 perunggu diatas Malaysia yang hanya mampu mengumpulkan 11 emas, 20 perak dan 8 perunggu.

Indonesia memang juara dalam mengumpulkan medali, tapi Indonesia gagal menjadi yang terbaik dalam mengumpulkan poin. Padahal, dalam aturan Kejuaraan antar Lapas ini, yang paling diperhitungkan adalah poin bukan medali.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved