Kakak Beradik Keturunan Belanda Ini Punya Cita-cita Mulia

Febriyanti (15) dan adiknya Samsul Bahri (13) keturunan Indo-Belanda yang hidup di tengah-tengah keluarga pemulung.

Penulis: Leni Juwita | Editor: Tarso
zoom-inlihat foto Kakak Beradik Keturunan Belanda Ini Punya Cita-cita Mulia
SRIPOKU.COM/LENI JUWITA
Febriyanti dan Syamsul Bahri, keturunan Indo-Belanda generasi kelima yang ada di Baturaja OKU Sumsel.

DUA saudara kandung belasteram Belanda Febriyanti (15) dan adiknya Samsul Bahri (13) yang hidup di tengah-tengah keluarga pemulung ini memiliki cita-cita sangat mulia.

Sang kakak yang akrab disapa Yanti bercita –cita menjadi guru, sedangkan sang adik Samsul yang akrab disapa Al bercita-cita ingin menjadi polisi.

Yanti dan Al merupakan keturunan Belanda generasi kelima dari kakek buyut mereka orang asli Belanda yang sudah tidak diketahui nama aslinya namun dipanggil dengan sebutan Temenggung Kuning.

Menurut penuturan Usman Gumanti (ayah Al dan Yanti—red), darah Belanda yang mengalir ditubuh anak ke-4 dan ke-5nya itu diwariskan dari Moyangnya yang asli Belanda menikah dengan gadis suku Ogan asli Desa Saungnaga Kecamatan Peninjauan Kabupaten OKU.

Keturunan lainnya tidak ada yang mewarisi darah Belanda dan baru muncul di keturunan Usman Gumanti (generasi ke-5).

Gadis cilik bermata cokelat dan berambut pirang serta kulit putih bersih ini beberapa hari terkahir ini ramai dibicarakan di Kota Baturaja, kedua kakak adik blasteran Ogan Belanda ini secara tidak sengaja tertangkap kamera wartawan sedang memungut barang bekas di sekitar Taman Kota Baturaja.

Penasaran melihat dua bersaudara yang cantik dan ganteng bermata cokelat ini , awak media mencoba mengikuti anak pemulung yang sehari-harinya rajin membantu orang tuanya ikut memungut barang bekas untuk dijual kembali ke pengepul.

Rasa penasaran pula yang membawa sejumlah awak media sampai ke rumah Al dan Yanti yang tidak jauh dari bantaran Sungai Ogan tepatnya RT 13 No 059 C Kebun Jeruk Kelurahan Saungnaga di Kebun Kecamatan Baturaja Barat.

Ditemui dirumahnya yang menyatu dengan gudang tempat menyimpan barang bekas , Yanti dan Al terlohat tetap ceria dan tidak terlohat kesan minder atau malu.

Menariknya meskipun hidup dalam serba keterbatasan namun tidak membuat semangat menuntut ilmu kedua bule ini menjadi kendor. Yanti yang kini duduk di bangku kelas I SMA swasta dan adiknya Al duduk dikelas II SMP ini sama-sama memiliki cita-cita mulia, untuk mewujudkan cita-cita kedua kakak adek yang sangat kompak ini rela berjalan kaki sejauh 6 KM (PP) setiap hari menuju sekolah masing-masing.

Dipanggil bule, tidak membuat Yanti maupun Al merasa terganggu, “dak apo-apo dipanggil bulek,” kata gadis bermata cokelat yang sehari-harinya rajin membantu ibunya Maslina memanggang kerupuk kemplang ini seraya tersnyum manis.

Sedangkan Al, setiap hari rajin memulung di Taman Kota dari pukul 15.00 sore hingga malam hari ini juga mengaku tidak malu meski sering bertemu temannya saat memungut barang bekas di Taman Kota. (Leni Juwita)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved