Warga Iran jahit mulutnya memprotes pembatasan
Para migran yang terjebak di perbatasan Yunani dan Masedonia menjahit bibir mereka sebagai tindakan protes karena dilarang melanjutkan perjalanan.
SRIPOKU.COM - Para migran yang terjebak di perbatasan Yunani dan Masedonia menjahit bibir mereka sebagai tindakan protes karena dilarang melanjutkan perjalanan.
Sekitar enam pria dari Iran bertelanjang dada saat melakukan unjuk rasa di dekat desa Eidomeni.
Ratusan migran berunjuk rasa karena Masedonia membatasi perjalanan orang-orang yang melarikan diri dari konflik.
Pengawasan perbatasan Eropa kembali diteliti sejak serangan Paris pada tanggal 13 November, yang menewaskan 130 orang.
Negara-negara Balkan mengatakan minggu lalu bahwa mereka hanya akan membuka perbatasan bagi orang-orang yang menjadi korban negara seperti Suriah, Irak dan Afghanistan.
Pembatasan diberlakukan setelah sebuah paspor palsu Suriah ditemukan disamping salah satu penyerang, yang terlibat serangan kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di ibukota Prancis.
Aksi terbaru para migran yang terdampar di perbatasan Yunani-Masedonia itu dilakukan setelah berhari-hari protes.
Para pria -sebagian berasal dari kelompok minoritas Kurdi Iran- menjahit mulut mereka, menulis pesan 'kebebasan' pada kening dan dada mereka, serta duduk di rel kereta di depan polisi huru-hara.
Sumber: BBC Indonesia