Proses Tumbuh Kembang Payudara
Membesarnya payudara pada masa pubertas diikuti pula oleh tanda-tanda kedewasaan lain, seperti tumbuhnya rambut pada ketik dan daerah seputar kemaluan
Penulis: Aminudin | Editor: Sudarwan
PAYUDARA seolah baru tumbuh pada masa pubertas. Namun, sebenarnya payudara manusia itu sudah terbentuk jauh sebelum masa itu, yaitu pada tahap embrio, beberapa minggu setelah masa konsepsi.
Pada tahap awal pembentukannya, payudara janin laki-laki dan perempuan identik. Jadi, bila pria diberi terapi hormon yang menyerupai hormon-hormon seks wanita pada saat yang tepat, mungkin ia akan mempunyai payudara seindah kepunyaan wanita.
Tahap pertama pembentukan payudara pada janin berusia 6 minggu ditandai oleh penebalan kulit di daerah dada yang kemudan disebut sebagai mammary ridge atau garis susu.
Hingga janin berusia 6 bulan penebalan ini menjalar dari daerah ketiak hingga paha, lalu segera mengecil kembali dan meninggalkan dua gumpalan kecil di dada bagian atas.
Pada janin berusia 9 bulan pembentukan payudara telah usai dan tidak mengalami perkembangan lagi hingga usia pubertas.
Tanda-tanda pertama perkembangan payudara umumnya terlihat pada anak gadis usia 10-11 tahun, tetapi ada juga anak gadis yang baru tumbuh payudaranya pada usia 14 tahun.
Ketika ovarium (indung telur) mulai memproduksi hormone estrogen, maka saat itulah terjadi penggumpalan lemak di sekitar dada, dan akhirnya membentuk payudara.
Sistem pembentukan kelenjar air susu juga mulai terbentuk. Tetapi hingga kini diketahui bahwa air susu tidak diproduksi jika seorang wanita belum mengalami kehamilan.
Membesarnya payudara pada masa pubertas diikuti pula oleh tanda-tanda kedewasaan lain, seperti tumbuhnya rambut pada ketik dan daerah seputar kemaluan.
Payudara terus mengalami perkembangan hingga beberapa tahun setelah masa pubertas. Namun perkembangannya belum dianggap selesai sampai a menjalani fungsi yang sebenarnya, yaitu menyusui bayi.
Setelah proses kelahiran dan menyusui, payudara akan mengalami perubahan lebih lanjut.
Ereksi
Payudara terdiri dari dua bagian penting, yaitu kelenjar (terdiri dari kantung kelenjar dan saluran air susu), dan jaringan ikat yang berfungsi menunjang payudara.
Fungsi dan cara bekerja kelenjar payudara ini tak ubahnya dengan kelenjar keringat.
Bagian yang nyaris merupakan isi seluruh payudara ini berada di antara gumpalan lemak yang berwujud cair pada suhu tubuh.
Di dalam payudara, kantung-kantung kelenjar yang berbentuk kerucut bertugas memproduksi air susu. Masing-masing kantung memiliki 15-25 saluran air susu.
Semua saluran air susu ini bermuara ke puting susu, sebagian bersatu dan melebar, membentuk kantung pengumpul yang terletak pas di dalam putting (ampula)
Sedangkan jaringan ikat berfungsi sebagai pembungkus sekaligus penunjang payudara.
Jaringan ini terletak pas di balik kulit payudara dan kaya akan pembuluh saraf, darah dan limpa yang memasok sari gizi, yang bekerja setelah mendapat perintah dari otak.
Selain puting dan daerah aerola (daerah berwarna gelap yang mengelilingi puting), jaringan ikat payudara amat kaya akan lemak yang membuat payudara itu padat dan lembut.
Kulit yang menyelubungi payudara bersifat lebih lembut, halus dan cenderung lebih transparan ketimbang kulit-kulit tubuh di daerah lain.
Namun demikian, kulit di seputar puting, yang biasa disebut aerola ternyata lebih lembut dan tipis dibandingkan kulit pada paydara secara umum.
Di daerah itu terdapat kelenjar keringat, kelenjar sebaceous (yang bertugas mengeluarkan zat seperti minyak yang disebut sebum), dan lubang akar rambut.
Kelenjar-kelenjar tersebut bekerja lebih aktif terutama ketika menjelang menstruasi dan pada waktu hamil.
Bentuk puting bervariasi. Ada yang datar, bulat, silinder dan kerucut. Warnanya tergantung pada jumlah pigmen kulit, sedangkan kekenyalan dan kelembutannya bergantung pada kondisi serat-serat otot di dalamnya.
Serat otot yang berhubungan dengan jaringan ikat menjadikan puting sangat responsif terhahadp suhu udara dingin, rangsangan seksual, dan hisapan bayi saat menyusui.
Oleh karena itulah adakalanya puting mengalami ereksi atau lebih ‘tegang’ dari biasanya.
Normal
Beberapa variasi bentuk dan ukuran payudara yang masih dianggap normal dan tidak digolongkan sebagai penyakit adalah sebagai berikut:
1. Rambut di sekitar puting
Pada beberapa wanita terdapat bulu-bulu halus di sekitar aerola. Meskipun, ini normal-normal saja, biasanya wanita tidak menyukainya dan berusaha menghilangkan bulu itu dengan bantuan alat pencukur atau krem khusus.
Terutama bila bulu-bulu itu kasar dan tebal sehingga ada yang menghilangkannya secara permanen dengan elektrolisis.
Bulu-bulu ini makin menipis setelah wanita mencapai menopause dan akhirnya menghilang sama sekali.
2. Puting ke dalam
Umumnya, puting payudara muncul ke luar (everted nipple). Namun banyak juga wanita yang memiliki puting yang masuk ke dalam (inverted nipple).
Jenis yang kedua ini masih dianggap sebagai variasi dan normal. Biasanya hal itu terjadi karena pembuluh di dalam payudara yang bertugas memproduksi air susu terlalu pendek.
Dengn bantuan pijatan yang lembut, puting seperti ini dapat juga muncul ke permukaan. Untuk keperluan menyusui, dapat digunakan alat penyambung puting yang banyak dijual di pasaran.
Bila semua puting yang muncul ke luar menjadi melesak ke dalam secara tia-tiba, kemungkinan akibat ada gangguan pada puting (biasanya berupa peradangan atau pembengkakan karena penyumbatan saluran).
3. Puting tambahan
Ketika payudara mulai terbentuk pada masa janin, terjadi penebalan organ, dari dada bagian atas hingga paha, dan kemudian mengecil kembali, diakhiri dengan pembentukan dua buah puting pad dada atas.
Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan terjadi puting tam bahan di salah satu daerah itu. Puting itu biasanya berbentuk seperti bulatan kecil, yang kebanyakan justru tidak diketahui sebagai puting.
Bila hal itu dinggap memalukan dan sangat mengganggu (meski masih dalam batas normal), disarankan agar menjalani operasi sebelum melewati masa pubertas.
4. Payudara asimetris
Payudara asimetris (yang satu lebih besar dan bervolume dibanding yang lain) memang jara ng terjadi.
Operasi plastik untuk memperkecil atau memperbesar sebelah payudara dapat dilakukan.
Biasanya, wanita yng memilik payudara asimetris memerlukan dua ukuran bra yang berbeda pula.
Seksualitas
Sepanjang yang tercatat alam sejarah, payudara wanita sudah menjdi simbol seksualitas yang kuat.
Peranannya dalam seksualitas punya fungsi ganda, yaitu sebagai bagian tubuh wanita yang bisa merangsang pria, sekaligus juga sumber kenikmatan erotis bagi si wanita itu sendiri.
Dr Miriam Stoppard dalam bukunya The Breast Book, penulis buku kesehatan wanita mengatakan, “Alamiah saja bila seorang wanita yang tertarik pada seorang pria dan ingin menarik perhatiannya kemudian memanfaatkan keberadan payudara sebagai alat ‘provokasi’ seksual.
Sebaliknya, alamiah pula bila pria yang tertarik dan menyukai payudara wanita. Sejarah membuktikann itu sudah berlaku sejak zaman perunggu dulu.”
Ada dua jenis perangkat persyarafan payudara yang membuatnya peka terhadap rangsangan seksual:
a. Pertama, persyarafan sensoris, yang merupakan syaraf-syaraf yang memang peka sen tu han. Menyentuh payudara sama saja dengan ‘menyalakan’ gairah sksual.
b. Perangkat syaraf kedua adalah yang berhubungan dengan sistem syaraf otonom selaku pusat organ-organ dalam dan mengendalikan gerak tubuh yang tidak disadari.
Dengan syaraf penghubung di luar kesadaran ini, maka sentuhan di payudara dapat terasa di klirotis yang tidak mendapat sentuhan sama sekali.
Ada wanita yang memiliki hubungan per syarafan otonom yang begitu kuat sehingga ia bisa mengalami orgasme klitoris hanya dari merasakan perangsangan di payudaranya.
Secara reproduksi, payudara digolongkan sebagai aksesori organ reproduksi (organ utamanya adalah uterus, ovarium dan vagina), yang bertugas ‘menciptakan’ bayi yang sehat, terutama dengan diproduksinya air susu ibu (ASI).
Tumbuhnya payudara wanita juga menandakan ada sebuah proses di dalam tubuh yang secara diam-diam telah dimulai, yaitu ovulasi.
(Sumber : Majalah Femina)