Komunitas

Rayakan 10 Muharram dengan Tahfiz Yatim

Ratusan tahfidz yang masih dikategorikan sebagai anak-anak unjuk kebolehan dengan membaca bebeapa surat yang ada pada Al-Quran.

Penulis: Refli Permana | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/REFLI PERMANA
Suasana 10 Muharam di markas Komunitas Jumat Sedekah, Jumat (23/10/2015). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Umat Islam di Palembang memiliki cara berbeda untuk merayakan 10 Muharam, yang tahun ini jatuh pada Jumat (23/10/2015).

Salah satunya seperti apa yang ditunjukan oleh Komunitas Jumat Sedekah (KJS) yang mengundang ratusan tahfidz yatim piatu untuk makan bersama di markas KJS yang berlokasi di Komplek Perumdam II Garuda Putra III Blok A No 5 Lebong Siarang Palembang.

Dalam acara ini, ratusan tahfidz yang masih dikategorikan sebagai anak-anak unjuk kebolehan dengan membaca bebeapa surat yang ada pada Al-Quran.

Mereka melakukan itu tanpa melihat Al-Quran, dengan kata lain sudah terlebih dahulu hafal akan Al-Quran. Tahfidz anak-anak ini datang dari sejumla rumah tahfidz yang ada di Palembang.

"Mereka dipilih oleh sejumlah ulama. Syaratnya, selain hafal Al-Quran, mereka anak yatim dan akhirnya dipilih sekitar 105 tahfidz," kata kordinator KJS Palembang, Govindo.

Dikatakan Govindo, sejak resmi terbentuk pada 14 Februari 2015 lalu, ini yang pertama kalinya KJS Palembang menggelar kegiatan tidak turun di jalan.

Padahal, pada jumat-jumat sebelumnya, mereka selalu blusukan ke sejumlah titik di Palembang untuk menyantuni kaum-kaum dhuafa yang bertemu di jalan.

Setiap kali menggelar kegiatan tersebut, mereka memberikan sekotak nasi bagi kaum dhuafa yang terlihat ada di jalan.

Sengaja dilakukan di markas, kata Govindo, memang untuk merayakan datangnya momen 10 Muharram.

Menurut Govindo, 10 Muharram amat tepat dilakukan dengan berbagi dengan anak yatim. Sebab itu, lewat tahfidz yatim yang sudah dipilih, relawan KJS Palembang hanya siaga di markas untuk makan bersama anak yatim.

"Selain makan bersama, kita juga menyediakan uang santunan yang sudah dikumpulkan oleh relawan kita. Setidaknya, ada uang Rp 60 juta yang sudah berhasil dikumpulkan dalam waktu empat hari," kata perempuan yang masih menempuh pendidikan di Universitas Sriwijaya ini.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved