Pertandingan SFC Vs Persebaya United Terbantu dengan Water Break
Kabut asap yang sedang melanda sebagian besar pulau Sumatera dijadikan alasan kubu Persebaya menolak bermain di Palembang.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kabut asap yang makin pekat di Palembang, dinilai cukup menganggu jalanya pertandingan Sriwijaya FC menjamu Persebaya United, di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ).
Namun, pekatnya asap di Palembang akan terbantu dengan sistem water break dengan kondisi kabut asap tebal.
Dalam pertandingan Piala Presiden 2015, promotor Piala Presiden Mahaka Sports and Entertainment menerapkan aturan menghentikan pertandingan saat memasuki menit ke-30 babak pertama dan menit ke-75 babak kedua.
Pemain diberikan kesempatan buat beristirahat minum sejenak. Biasanya pemain memanfaatkan istirahat minum ini guna membasahi tengorokan, mengusap wajah dan menyiram kepala buat menghilangkan gerah akibat matahari.
Tapi dalam pertandingan Sriwijaya FC melawan Persebaya United leg kedua di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Minggu (27/9) nanti, diperkirakan pemain bukan tidak nyaman karena panas matahari tapi kabut asap.
Tapi solusi atau mengurangi dampaknya tetap sama dengan air putih.
"Kabut asap sedikit menganggu, kadang tengorokan cepat kering jadi harus banyak minum," jelas bek tengah Sriwijaya FC Fachrudin, Jumat (25/9).
Air putih akan meminimalisir dampak tenggorokan kering karena banyak menghisap asap, air yang mengenai wajah atau kepala juga akan menghilangkan dampak kabut asap.
Water break dipastikan akan sangat berguna untuk mengurangi dampak bermain diantara kabut asap.
Sistem water break memang didasarkan pada kesehatan pemain. Tubuh manusia punya batas nadir untuk sangup bermain.
Kesempatan turun minum akan membuat tubuh pemain bisa bertahan dan tidak sampai down.
"Sistem water break pasti nanti cukup membantu," tegasnya.
Sebelumnya, kabut asap yang sedang melanda sebagian besar pulau Sumatera dijadikan alasan kubu Persebaya menolak bermain di Palembang.
"Pemain bola itu butuh menghirup oksigen yang sangat banyak. Jangan sampai mereka menghirup udara seperti itu," kata dokter tim Persebaya, dr Heri Siswanto.