Healthy Life

Orang Gemuk Lebih Bisa Bertahan Hidup Pasca Serangan Jantung

Sebuah studi baru hari ini mengungkapkan bahwa beberapa jenis lemak tubuh dapat membantu seseorang melawan penyakit jantung.

Penulis: wartawan | Editor: Tarso
Shutterstock
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM - Kebanyakan orang menganggap bahwa menjadi gemuk itu akan mendatangkan banyak penyakit seperti salah satunya penyakit jantung dan mudah kelelahan. Mereka beralasan bahwa memiliki badan gemuk akan menjadi cemoohan dan sindiran sehingga membuat tidak nyaman.

Tetapi anggapan tersebut tidak benar. Sebuah penemuan bisa menjelaskan mengapa beberapa pasien obesitas lebih bisa bertahan hidup setelah menderita serangan jantung dari pada rekan-rekan mereka yang memiliki tubuh yang lebih ramping.

Sebuah studi baru hari ini mengungkapkan bahwa beberapa jenis lemak tubuh dapat membantu seseorang melawan penyakit jantung.

Para ilmuwan percaya penemuan mereka dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa pasien obesitas hidup lebih lama setelah mengalami serangan jantung dibandingkan rekan-rekan mereka lebih ramping.

Sebuah tim di University of Oxford menemukan bahwa lemak di sekitar pembuluh darah seseorang dapat membantu melindungi tubuh yang dapat memicu pertahanan terhadap serangan penyakit jantung.

Profesor Charalambos Antoniades mengatakan lemak memiliki reputasi buruk tapi kita belajar lebih banyak tentang bagaimana dan mengapa beberapa jenis lemak dalam tubuh sebenarnya penting untuk kesehatan jantung yang baik.

''Temuan ini merupakan langkah penting untuk menuju pengobatan yang memastikan lemak ini tetap bisa berfungsi sepanjang hidup kita untuk membantu mencegah penyakit jantung", kata Charalambos.

Dari kesimpulan mereka yang dipresentasikan di konferensi British Cardiovascular Society di Manchester hari ini, peneliti menganalisis jaringan yang dikumpulkan dari pasien yang menjalani operasi jantung. Mereka menemukan bagaimana jantung dan arteri yang memasok darah didalam tubuh dapat mengirimkan sebuah tanda SOS untuk jaringan lemak disekitarnya.

Hasilnya adalah bahwa tubuh merangsang mekanisme pertahanan terhadap tahap awal terjadinya serangan penyakit jantung koroner.

Penelitian yang dipimpin oleh British Heart Foundation mengungkapkan bahwa selama proses pengobatan dimana proses penyembuhan dapat membuat dada sakit yang menunjukan bahwa lemak di sekitar pembuluh darah dapat mengalirkan kedalam hati yang dapat meminimalkan bahan kimia oksidatif yang dapat membantu mencegah pengembangan terhadap penyakit jantung koroner.

Zat kimia ini anti inflamasi untuk meminimalkan peradangan yang dipicu oleh bahan kimia oksidatif yang memberikan anti oksidan untuk dapat mencegah terjadinya proses merusak itu sendiri.

Para peneliti sekarang berfokus pada bagaimana proses yang sehat dapat melemah jika lemak tidak sehat seperti dapat terjadi jika seseorang memiliki diabetes tipe 2.

Mereka bekerja untuk menciptakan perawatan yang dapat membalikkan proses ini, untuk memastikan lemak memiliki dampak positif sepanjang waktu.

Dengan menggunakan teknologi baru yang dikembangkan berdasarkan resolusi tinggi CT scan, mereka juga berusaha untuk memantau perilaku lemak dalam tubuh manusia dan membimbing intervensi terapi buat masa depan untuk mencegah penyakit kardiovaskular.

Hal ini dapat memungkinkan dokter untuk mendeteksi tahap awal penyakit jantung dan pengobatan secara langsung untuk mencegah perkembangan penyakit yang akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung. (Dailymail.co.uk / Aji Tribowo)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved