Batang Hari Sembilan Sambut Penumpang Pesawat

Mereka yang baru menginjakkan kaki di Bumi Sriwijaya, langsung tahu jika Sumsel memiliki kesenian Batang Hari Sembilan dan Rumah Limas.

Penulis: Deryardli | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/IGUN BAGUS SAPUTRA
Sebuah bangunan khas Palembang selebar 7x3 meter, dan tinggi 3,5 meter ditempatkan di ruang depan bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Teras Rumah Limas jadi pangung lima orang seniman musik dari Sanggar Gema Suara binaan Disbudpar Sumsel. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel punya cara berbeda memamerkan budaya dan kesenian lokal kepada pendatang. Mereka yang baru menginjakkan kaki di Bumi Sriwijaya, langsung tahu jika Sumsel memiliki kesenian Batang Hari Sembilan dan Rumah Limas.

Sebuah bangunan khas Palembang selebar 7x3 meter, dan tinggi 3,5 meter ditempatkan di ruang depan bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Teras Rumah Limas jadi pangung lima orang seniman musik dari Sanggar Gema Suara binaan Disbudpar Sumsel.

Mereka memainkan lagu-lagu tradisional Sumsel yang mendayu. Seperti Ya Saman, Ribang Kemambang, Nak Cak Mano Lagi dan Semele. Pertunjukkan seniman itu dengan bangunan Rumah Limas menarik mata para penumpang untuk menyimak.

"Hingga Asian Games 2018 nanti, Rumah Limas akan ada terus di bandara. Bahkan, kita akan tambah miniatur objek wisata yang selama ini disimpan di kantor Disbudpar. Supaya lebih bermanfaat dan masyarakat yang selama ini tidak tahu bisa mengenal," kata Kepala Disbudpar Sumsel, Irene Camelyn, Rabu (13/5).

Selain menginginkan masyarakat dan pengunjung luar daerah mengenal kebudayaan dan kesenian Sumsel, pertunjukkan seni dan Rumah Limas di bandara bagian dari usaha Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel melestarikan kebudayaan dan kesenian daerah.

Menurut Irene, bandara jadi pintu masuk utama Sumsel melalui jalur penerbangan. Baginya di sana cocok untuk mengenalkan potensi dan keunggulan Sumsel agar para pengunjung dari luar daerah langsung mengetahui ciri khas daerah sejak pertama kali menginjakkan kakinya.

"Kami sangat senang dan akan menyambut dengan baik apabila ada masyarakat atau komunitas yang ingin menyumbangkan penampilan seni dan budayanya di panggung Rumah Limas ini. Nantinya, penampilan dari masyarakat ini kita sebut sebagai Relawan Seni dan Budaya Sumsel," terangnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved