Healthy Life
Cukup Lima Kali Cek Surat Elektronik dalam Sehari
Agar Anda tidak stres lantaran terus-menerus menerima informasi terkait pekerjaan melalui e-mail
Editor:
Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM -- Dengan semakin berkembangnya teknologi, korespondensi bisnis kini semakin mudah dilakukan dengan hadirnya surat elektronik atau e-mail. Namun, seberapa sering Anda mengecek kotak masuk (inbox) e-mail setiap harinya?
Di Amerika Serikat saja, sebuah studi menemukan bahwa tiga perempat pegawai membalas e-mail paling lambat satu jam setelah menerimanya. Sebanyak 81 persen pegawai AS mengecek e-mail terkait pekerjaan saat tengah di luar kantor, baik pada hari kerja maupun akhir pekan. Adapun 55 persen pegawai masih mengecek dan memperbarui kotak masuk e-mail mereka di atas pukul 11 malam.
Nah, agar Anda tidak stres lantaran terus-menerus menerima informasi terkait pekerjaan melalui e-mail, seberapa sering Anda sebaiknya membaca e-mail dalam sehari?
Sebuah studi menyatakan bahwa sebaiknya Anda hanya lima kali e-mail setiap harinya.
Studi yang dilakukan di Kanada dan dipublikasikan pada jurnal Computers in Human Behavior ini, melibatkan 124 orang dewasa dengan beragam profesi. Mereka diminta mengecek e-mail berdasarkan jadwal yang spesifik. Hasilnya, para partisipan mengaku merasa tidak stres ketika hanya mengecek e-mail lima kali per hari.
"Kami hanya meminta mareka mengecek e-mail mereka tiga kali sehari dan mereka merasa nyaman hanya membaca rata-rata lima kali," ujar Kostadin Kushlev PhD, ketua penelitian tersebut.
Menurut Kushlev, seberapa sering seseorang harus membaca e-mail sangat bergantung pada pekerjaan dan jumlah hari kerja. Namun, ia menyarankan agar setiap orang menentukan bersama kolega dan atasannya tentang hal apa yang penting, apa yang mendesak, dan kebiasaan mengecek e-mail.
Bila Anda sudah "kecanduan" mengecek e-mail, ada baiknya Anda mulai mencoba untuk mengurangi frekuensi mengecek e-mail. Anda juga bisa menonaktifkan nada suara notifikasi e-mail pada ponsel Anda atau perangkat gadget lain yang biasa Anda bawa.
"Saya rasa apapun yang bisa membantu mengontrol alur konstan pesan-pesan yang masuk dan memberikan Anda waktu berkonsentrasi tanpa e-mail meski hanya 20 menit, seharusnya dapat dilakukan," imbuh Kushlev.