Kasus Laka Lantas di Sumsel Masuk 10 Besar Nasional

Karena, korban kecelakaan biasanya mengalami luka berat, cacat permanen hingga meninggal dunia pada usia produktif.

Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM/SUGIH MULYONO
Salah satu kecelakaan lalu lintas terjadi di depan halte JM Sukarami Palembang. Korban tewas seketika setelah digilas roda truk kontainer, Sabtu (24/1/2015) lalu. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Banyak orang tidak mengira jika kecelakaan lalu lintas, menjadi salah satu faktor penyumbang kemiskinan yang ada di Sumsel. Karena untuk saat ini, Sumsel masuk peringkat 10 besar untuk kecelakaan lalu lintas se Indonesia.

Hal ini diungkapkan Dir Lantas Polda Sumsel Kombes Pol Suharsono, Kamis (5/3/2015). Menurut Harsono, itu bukan dari karangan pihak Ditlantas Polda Sumsel mengenai salah satu faktor penyebab menyumbang angka kemiskinan di Sumsel merupakan Laka Lantas.

Karena, korban kecelakaan biasanya mengalami luka berat, cacat permanen hingga meninggal dunia pada usia produktif. Dengan kata lain, kecelakaan yang banyak dialami usia produktif menjadikan korban-korban kecelakaan menambah beban keluarganya.

"Contoh korban kecelakaan yang mengakibatkan seseorang cacat permanen, dari orang yang menghasilkan karena bekerja, setelah mengalami kecelakaan menjadi beban keluarga. Karena, tidak dapat memberi nafkah keluarganya lagi," jelasnya.

Maka dari itulah, laka lantas menjadi salah satu penyebab angka kemiskinan yang ada terutama di Sumsel. Terlebih Sumsel masuk dalam daftar 10 besar angka kecelakaan tertinggi di Indonesia.

Dengan adanya program Bersatu Keselamatan No 1 di simpang lima DPRD Sumsel beberapa waktu lalu, diharapkan masyarakat Sumsel dapat sadar pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas dan menyiapkan tiga Siap, kasus kecelakaan lalu lintas di Sumsel dapat berkurang.

Anggota akan melakukan tindakan bagi pengandara yang melawan arus. Tetapi, kegiatan ini bukan untuk melakukan penindakan namun untuk menggugah pengguna jalan dan pengendara untuk tertib berlalu lintas.

"Melawan arus, berkendaraan dengan kecepatan tinggi dan lainnya, bila sudah terjadi akan kecelakaan bukan hanya korban yang menyesal, tetapi juga keluarga. Putus sudah semua harapan, bukan hanya mata pencarian tetapi masa depan," ungkapnya.

Diharapkan, pengendara di Sumsel dan seluruh lapisan komponen masyarakat untuk ikut mensosialisasikan budaya tertib berlalu lintas. Bukan hanya tugas polisi dan media massa untuk mengajak tertib berlalu lintas, tetapi semua lapisan masyarakat punya andil untuk menyelamatkan nyawa manusia dalam rangka mengurangi angka kecelakaan.

Dengan kata lain, jika tidak ada kepedulian dari masyarakat terhadap program-program keselamatan berlalu lintas, maka itu hanya akan tinggal menjadi program dan angka kecelakaan akan terus bertambah dan kemiskinan di Sumsel juga akan terus ditambah. (ard/TS)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved