Healthy Life
Nyeri Tulang Belakang, Waspada Sciatica
Spondilolistesis, terjadi karena pergeseran salah satu ruas tulang punggung sehingga tidak lagi sejajar dengan yang di atasnya.
SRIPOKU.COM -- Jika kalian merasakan nyeri yang menjalar dari punggung bawah hingga ke paha, betis, tumit dan telapak kaki baik pada satu sisi maupun kedua sisi kaki. Rasa nyeri tersebut bisa tumpul seperti kram atau tajam seperti ditusuk-tusuk dan terbakar terus menerus atau pun hilang timbul tetapi semakin lama semakin parah sakitnya, maka waspadalah terhadap gejala resiko sciatica.
"Sciatica disebabkan oleh iritasi atau peradangan saraf sciatic, saraf terbesar dan terpanjang dalam tubuh yang menjalar dari punggung bawah melewati sendi panggul dan bercabang hingga ke dua bela paha, betis tumit dan telapak kaki," ujar pemateri pada seminar kesehatan yang diselenggarakan Sunway Medical Centre, Dr Syed abdullah Al Haddad, mengawali pembicaraan, Sabtu (13/12/2014) di Bukit Golf Resto Jalan AKBP Cek Agus Palembang.
Menurutnya, Sciatica disebabkan oleh iritasi atau peradangan saraf sciatic, saraf terbesar dan terpanjang dalam tubuh yang menjalar dari punggung bawah melewati belakang sendi panggul dan bercabang hingga ke dua belah paha, betis, tumit dan telapak kaki. Saraf ini berperan mengirimkan sinyal dari otak ke otot dan menyampaikan informasi penginderaan dari kedua kaki ke otak.
Dengan adanya peradangan, fungsi ini sedikit banyak akan terganggu. Herniasi atau bergesernya diskus tulang belakang sehingga keluar menempati ruang yang ditempati saraf dan menekannya. Sindroma piriformis, terjadi ketika otot piriformis (otot kecil yang berada jauh di dalam pantat) menjadi kaku atau tegang sehingga menekan dan mengiritasi saraf sciatic. Lumbar spinal stenosis, terjadi karena penyempitan saluran spinalis pada daerah punggung bawah yang menekan saraf sciatic.
Spondilolistesis, terjadi karena pergeseran salah satu ruas tulang punggung sehingga tidak lagi sejajar dengan yang di atasnya dan mempersempit lubang keluar saraf.
"Setiap orang dapat terkena sciatica, tetapi kalangan lansia lebih rentan karena tulang punggung dan tubuh mereka secara umum telah mengalami degenerasi yang memudahkan terjadinya kondisi-kondisi di atas," katanya.
Namun demikian, kelompok usia 30 s.d. 50 tahun adalah yang paling sering rerkena karena mereka lebih aktif dibandingkan kelompok usia yang lebih tua. Orang yang kegemukan dan kurang fit, orang yang sering duduk untuk periode waktu lama, pejalan kaki, pelari, serta atlet angkat berat.
"Penanganan sciatica biasanya dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab iritasi dan menghilangkannya. Penanganan seperti ini lebih produktif dibandingkan hanya menghilangkan peradangannya saja," katanya.
Operasi biasanya jarang diperlukan, kecuali untuk membuang bagian dari diskus yang mengalami herniasi dan mengoreksi penyempitan saluran spinal. Terapi siropraksi, masase (pemijatan), akupunktur dan moksibasi (akupunktur dengan pemanasan) dapat menghilangkan penyebab sciatica pada beberapa orang.
Peregangan dan gerakan senam tertentu juga dapat menghilangkan sciatica. Gerak badan dapat mengurangi inflamasi dan memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat proses penyembuhan. Dokter mungkin memberikan obat anti inflamasi, relaksan otot dan analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. (cr18)