Ingin Bersalin Normal Setelah Sesar?

Keberhasilan bersalin normal setelah sesar ditentukan oleh indikasi sesar terdahulu. Indikasi sesar apa yang memungkinkan Mama bersalin normal...

Editor: Bedjo
ISTIMEWA
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM - Keberhasilan bersalin normal setelah sesar ditentukan oleh indikasi sesar terdahulu. Indikasi sesar apa yang memungkinkan Mama bersalin normal setelah sesar?

Dalam seksio sesarea terdapat 3 indikasi, yaitu: indikasi ibu, indikasi anak, dan indikasi waktu.

• Indikasi sesar Ibu.
Pada indikasi sesar ibu, ada dua indikasi sesar, yaitu: faktor yang menetap dan tidak menetap.

Faktor menetap akan menyebabkan Mama tidak mungkin melakukan persalinan per vaginam. Jadi, kecil kemungkinkan melakukan bersalin normal setelah sesar. Faktor-faktor itu: panggul sempit, kelainan bentuk panggul, kelainan bentuk rahim, bekas seksio sesarea dua kali atau lebih, adanya tumor yang menghalangi jalan lahir, riwayat operasi otot rahim yang luas/mengenai fundus.

Namun, jika faktor penyebabnya tidak menetap, kemungkinan Mama dapat melakukan persalinan per vaginam alias besar kemungkinan melakukan bersalin normal setelah sesar . Penyebab faktor tidak menetap yang mengharuskan sesar adalah: plasenta previa, plasenta letak rendah, ketuban pecah dini, infeksi masa persalinan, hipertensi dalam kehamilan, dan kekakuan leher rahim (rigid cervix).

• Indikasi Sesar Anak dan Waktu.
Untuk kedua indikasi sesar ini, Mama tidak perlu melakukan seksio sesarea alias sesar pada persalinan berikut, alias mama memungkinkan bersalin normal setelah sesar:

- Indikasi Sesar Anak:
Gawat janin, janin besar (makrosomia), kelainan letak (sungsang, lintang), kelainan presentasi janin (muka, dagu belakang, puncak kepala), kelainan bentuk janin (anensefalus, hidrosefalus, kembar siam), janin kembar posisi tertentu (saling kunci/interlocking, berebut masuk panggul/collision)

- Indikasi Sesar Waktu:
Persalinan tak maju, inersia uteri sekunder (kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong janin keluar, terjadi pada fase aktif atau kala I dan kala II).

Sumber: Nakita
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved