Semerbak Wangi Nasi Ibat Daun

Ide membuka bisnis kuliner ini pada tahun 1997 ketika ada gejala krismon.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
Para pengunjung RM Ibat Daun2 Simpang Bandara menikmati hidangan, Rabu (8/1/2014). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Menyuguhkan makanan khas nasi ibat daun hingga membuat pengunjung ketagihan makan di RM Ibat Daun2 Simpang Bandara ini.

"Kita menyajikan apa yang tidak dimiliki rumah makan lain. Selain kua kuning tadi, kita ada nasi yang diibat daun. Nasi yang dibungkus dengan daun pisang. Beda dengan timbel Sunda yang ada bumbu. Ketika kita makan, semerbak wangi itu dapat. Itulah sampai 17 tahun bertahan," ungkap H Husni Thamrin, owner RM Ibat Daun2 didampingi rekan kongsinya H Sukarman di Jl Letjen Sai Sohar TAA Simpang Bandara SMB II Palembang pada syukuran peresmian, Rabu (8/1/2014).

Ide membuka bisnis kuliner ini pada tahun 1997 ketika ada gejala krismon. Saat itu Husni yang termasuk anggota DPD REI merasakan lebih dari 90 persen pengusaha pengembang perusahaan developer kesusahan.

"Ada ide rumah makan itulah berkembang, apa yang dapat kita sajikan sebagai pemain baru. Aku pikir yang tidak dimiliki kompetitor, makanan khas Pagaralam namanya kua kuning atau Gulai Baghi. Dari situ kita berpikir sudah sepantasnya kita buat lebih besar lagi. Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama kita menuju ke franchise (bisnis patungan)," kata pria asli kelahiran Pagaralam 12 Mei 1961.

Selama ini RM Ibat Daun berada di Jl Soekarno Hatta. Sekarang berkembang di areal 1.000 m2 dan buka setiap hari pukul 10.00-17.00.

Dengan nuansa makan ruang terbuka, santai ada pilihan lesehan dan meja. Rasa enak dan harga bersaing,

Ditambah lagi ada menu pindang salai, pindang Basemah, pindang Pegagan, Gurami bakar/goreng, pindang udang, dan ayam goreng.

"Harga tetap terjangkau. Satu porsi ikan Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu. Artinya dengan Rp 50 ribu sudah kenyang. Untuk minuman ada khusus ruang seperti beragam jus, milkshake, es pelangi, es the manis, jeruk, dogan, softdrink, dll. Setelah ini sukses, siapa yang berminat Ibat Daun3, Ibat Daun4, dan seterusnya. Kami juga memantapkan manajemennya juga, sistem. Setelah siap terbang, akan terbang. Tidak terburu-buru," terang Husni.

Husni yang kerap menyapa setiap tamu pengunjung ditanya, sudah kenyang, padat merayap mengaku membangun bisnis ini dengan nilai investasi sekitar Rp 1 M. Ia pun optimis bakal laris dengan lokasi strategis.

"Dari dan akan ke bandara dengan tempat kita strategis bisa dengan mudah mampir ke sini," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved