Citizen Journalism
Tunda Operasi Demi Sumsel Gemilang
HENDRA Edi Bin Kiron (51) rela menunda operasi hanya karena ingin ikut pada pemilihan Gubernur Sumsel pada Juni 2013 mendatang.
Editor:
Soegeng Haryadi
HENDRA Edi Bin Kiron (51) yang mengalami keluhan hemangioma resedif regio frontal dan regional rela menunda untuk malakukan operasi hanya karena ingin ikut mencoblos No 4 pada pemilihan Gubernur Sumsel pada Juni 2013 mendatang.
Hendra yang merupakan warga Jl Ahmad Dahlan RT 38/11 No 2518 Kec Alang-alang lebar Kelurahan Karyabaru Palembang ini mengalami keluhan Hemangioma ini sejak usia 7 tahun atau sekitar tahun 1969 ini rela melakukan penundaan operasi itu karena rasa terima kasihnya dengan H Alex Noerdin.
Ia mengatakan, sebenarnya dalam waktu dekat ini akan kembali menjalani operasi terhadap mukanya awal juni mendatang, namun karena pada saat itu ada pilkada Gubernur maka dirinya memutuskan akan menundanya dan akan menyalurkan suaranya untuk H Alex Noerdin yang menurutnya telah banyak membantu dirinya melalui program berobat gratis.
"Saya ini sudah banyak dibantu oleh pak Alex, meski tidak secara langsung. Tapi melaui program berobat gratis saya bisa menjalani operasi yang kalau menggunakan biaya sendiri tidak akan mampu dilakukan," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kalau menggunakan biaya sendiri tidak akan mampu untuk beroperasi, sebab selama hampir dua kali dilakukan tindakan, sudah hampir ratusan juta biaya yang dikeluarkan.
Ia mengakui saat ini tidak bisa lagi bekerja diluar rumah karena tidak tahan kena sinar matahari terutama dibagian muka yang sudah dioperasi. Sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dirinya mengaku mencari uang dengan cara menjadi tukang ojek.
"Tapi dengan adanya penyakit tersebut otomatis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hanya menunggu hasil istrinya yang bekerja di rumah makan," tegasnya.
Sementara sebagai catatan kronologis penyakit yang di deritanya berawal seperti kutil merah dan sudah di lakukan operasi kecil, namun belakangan ternyata bagian tersebut yang tepatnya berada dimuka semakin membesar.
"Pada saat saya berada di SMP kondisi semakin membengkak waktu itu kira-kira pada tahun 1977," terangnya.
Ia menjelaskan pada tahun 1984 tepatnya ketika dirinya duduk dibangku SMA juga pernah menjalani operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta dan dinyatakan sembuh. "Tapi pada tahun 2006 lalu muka saya kembali membengkak lagi, Dokter bilang penyakit ini bisa kambuhan karena ada yang didalam tengkorak yang belum bisa diangkat," urainya.
Saat ini karena semua yang dimiliki sudah habis dijual untuk biaya perjalanan selama menjalani pengobatan dirinya terpaksa tinggal di rumah saudara. "Sekarang yang cari nafkah istri saya pak, sehari-hari istri saya (Turningsi usia 50-red) kerja di rumah makan," sebutnya.
Ia menegaskan saat ini ia lega dengan di back-up oleh pemprov dan meskipun selama berobat menggunakan program gubernur Sumsel yakni berobat gratis namun di RSCM tetap dilayani dengan baik dan tidak ada masalah pelayanan.
"Ini operasi yang ke empat yang akan saya jalani dengan gratis, makanya saya tegaskan. Ini tidak mungkin bisa saya lakukan kalau bukan karena program pak Alex," tegasnya.
Ditempat yang sama Rahmad Hendra Saputra (20) mengaku sangat senang karena ayahnya bisa berobat secara gratis berkat program berobat gratis dari Pemprov Sumsel.
"Senang ayah saya bisa berobat karena dibantu Gubernur Alex Noerdin melalui Dinkes Sumsel," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dr Fenty Apriana Apriana, Sabtu (11/05) mengatakan sejauh ini pihaknya terus akan melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap pasien penderita hemangioma bernama Hendra.
"Kami akan terus melakukan pendampingan terhadap pak Hendra dalam menjalani untuk melakukan operasi hingga sembuh," katanya.
Ia menjelaskan pada tahap awal sebenarnya tindakan yang akan diambil adalah dengan cara Emboli, namun tidak bisa dilakukan karena tidak cocok dengan kondisi pasien. Sehingga tindakan yang lain adalah dengan cara harus di bedah.
"Memang kalau dibedah resikonya akan ada syaraf yang terganggu terutama pada saat masa pemulihan," terangnya.
Adapun biaya yang selama ini sudah dikeluarkan untuk proses operasi di Juli 2012 biaya yang telah dikeluarkan sebesara Rp 1.392.300,September Rp 14.113.494, Oktober Rp 928.167,November 602.592 Dan di Desember sudah terpakai dana sebesar Rp.692.592. Total seluruh dana yang dikeluarkan mencapai Rp. 17.549.148
Lebih lanjut ia menegaskan pihaknya akan mempersiapkan untuk proses selanjutnya, sehingga di kemudian hari diharapkan pasien akan sembuh secara total.
Pengirim:
Fany Srisukesti
Media Center Sumsel Gemilang