Pilkada Sumsel
Munarman: Wong Palembang Itu Gentlemen
Munarman (40), aktivis yang mengamati politik Sumsel meminta pemain politik di Sumsel menghentikan kampanye hitam terhadap lawan politik.
Penulis: Sutrisman | Editor: Soegeng Haryadi
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Munarman (40), aktivis yang mengamati politik Sumatera Selatan mengimbau pemain politik di Sumsel menghentikan kampanye hitam atau black campaign, yang menjelek-jelekkan lawan politiknya.
"Aksi coret-coret di tempat umum menjelekkan calon gubernur Sumsel masuk kategori black campaign. Itu tindakan kriminal yang harus ditangkap dan diberi hukuman," ujar Munarman, Minggu (9/12/2012) pagi, dalam perbincangan seusai berolahraga di komplek perumahan di Palembang.
Aksi coret-coret yang ditemukan di pagar seng Jl Cipto Bukitbesar, Kecamatan Ilir Barat-II Palembang. Coretan itu berisi mendeskreditkan bakal calon Gubernur Sumsel, Eddy Santana Putra, yang dinilai bukan lagi masuk kategori negative campaign, kampanye negatif yang merugikan.
Begitu pula dengan kampanye melalui media sosial yang disebarkan melalui jaringan telepon seluler dan internet. Menurut Munarman, tindakan menjelek-jelekkan seseorang merupakan tindakan masuk kategori cyber-crime.
"Ancaman hukuman cyber-crime lebih berat. Apalagi yang dijadikan korban tidak ada hubungannya dengan pertarungan politik yang sedang berlangsung, terkait dengan calon pemilihan gubernur. Pelaku cyber-crime gampang dilacak, kalau orang cerdas tak melakukan ini," kata Munarman.
Cara-cara seperti ini, black campaign maupun negative campaign, tidak menunjukkan sikap warga Sumsel. Dikatakan, masyarakat Sumsel tidak mengenal tradisi main belakang.
"Itu sikap yang tidak Gentlemen, tidak ksatria. Tradisi masyarakat Sumsel membawa pisau di depan, bukan di belakang. Ini menunjukkan seorang yang ksatria, ini baru gentlemen," katanya.
Ia meminta semua pihak mengajarkan berpolitik yang cerdas. Masing-masing calon gubernur dan pendukung hendaknya mengedepankan argumentasi yang mencerdaskan masyarakat.
"Hanya calon gubernur yang bodoh menyuruh pendukungnya melakukan black campaign," kata Munarman.
Berita Terkait