Laporan HM Husin dari Tanah Suci

Jemaah Berisiko Tinggi Diawasi Secara Ketat

Empat hari menjelang keberangkatan ke Arafah, berbagai kesiapan sudah dilakukan Panitia Penyelenggaraan Haji Indonesia (BPHI)

Penulis: Husin | Editor: Sudarwan
Jemaah Berisiko Tinggi Diawasi Secara Ketat - HAJI.JPG
SRIPOKU.COM/HM HUSIN
Jemaah haji membeli lauk pauk dan makanan yang dijual mukimin (orang Indomesia yang tinggal di Arab Saudi) di luar hotel di Mekkah dengan harga satuan 1-2 riyal.
SRIPOKU.COM, MEKKAH - Empat hari menjelang keberangkatan ke Arafah, berbagai kesiapan sudah dilakukan Panitia Penyelenggaraan Haji Indonesia (BPHI) dan pemerintah kerajaan Arab Saudi.

Selain peninjauan areal Arafah dan Mina bagi petugas kloter, Tim Kesehatan juga dikumpulkan dan diberikan pemantapan pra Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuna).

Seperti kemarin, Jumat (19/10) Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) diberikan pemantapan oleh petugas Daerah Kerja (Daker) Mekkah.

Kepala Seksi Kesehatan Daker Mekkah dr Muhammad Ilyas Ambotuwo SpPD-KP, SpP minta petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan seluruh jemaah haji dalam lingkup tanggung jawab dengan mengevaluasi kondisi kesehatan dengan mendeteksi faktor risiko, berupa pengamatan ada tidaknya gejala penyakit, disabilitas atau kondisi fisiologis tertentu yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.

"Tentukan status kemandirian dengan mandiri, observasi dan pengawasan," kata dr Ilyas.

Dikatakan, jemaah haji agar sejak H-3 Armuna istirahat yang cukup, makan dan minum yang memadai dalam hal jumlah dan kualitas.

"Petugas TKHI saya minta melakukan pengawasan ketat terhadap jemaah yang berisiko mengalami dehidrasi dan hipoglikemia terutama jemaah usia lanjut," katanya.

Agus mengungkapkan, khusus di Sektor 6, jumlah jemaah haji yang meninggal sebanyak lima orang berasal dari Solo dan Surabaya. "Jemaah usia lanjut harus menjadi perhatian khusus," ungkapnya.


Waktu Melontar

Terpisah Ketua Sektor 6 Mekkah, Mahadi Iman mengingatkan Ketua Kloter dan Tim Pembimbing Ibadah saat berada di Mina, maka jemaah tidak melempar jumrah pada waktu-waktu yang dilarang bagi jemaah Indonesia. Misalnya, tanggal 10 Dzulhijjah pukul 06.00-10.00 WAS, tanggal 11 Dzulhijjah (13.00-16.00 WAS) dan pada 12 Dzulhijjah (09.00-15.00 WAS).

"Jemaah yang hendak melaksanakan lempar jumrah agar tidak pergi sendirian, tetapi secara berombongan dan sebaiknya menghindari waktu-waktu terik matahari," katanya.

Sementara itu, kegiatan pra Armuna di Kloter 4 Palembang sangat padat. Bahkan, untuk penyegaran dan pemantapan dari sisi ibadah dilakukan kegiatan manasik dan tausyiah.

Pembimbing Ibadah (TPIHI)  Kloter 4 di Mekkah kawasan Jarwal sengaja mendatangkan Nara Sumber, seperti Ustadz Kgs Fauzan alias Yayan pengasuh rumah tahfiz Ki Marogan, Ketua Majelis Dhuha Nasional (MDN) Palembang Kms Muhammad Ali dan KH Taufik Hasnuri serta nara sumber lainnya.

"Nara sumber dari luar Kloter sengaja dihadirkan Tim Pembimbing Ibadah tujuaan untuk penyegaran," kata Ketua Kloter 4 Palembang. Napiqurahman.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved