Laporan HM Husin dari Tanah Suci

JCH Asal Sumsel Terserang ISPA

Saat ini suhu udara di Madinah masih sekitar 43 derajat celsius, sehingga para jemaah cukup kesulitan untuk beradaptasi untuk sementara.

Penulis: Eko Adiasaputro | Editor: Sudarwan
JCH Asal Sumsel Terserang ISPA - CALHAJ.JPG
SRIPOKU.COM/SYAHRUL HIDAYAT
Sejumlah calhaj dan pembimbing haji yang tergabung dalam kloter IV saat akan memasuki pesawat di Embarkasi Haji Bandara International SMB II Palembang, beberapa waktu lalu.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kabar kurang baik datang dari Kota
Madinah. Sebagian besar dari 1.802 jemaah calon haji (CJH) asal Sumatera Selatan (Sumsel) yang sudah berada di sana, terindikasi mengalami penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang ditandai flu, pilek dan batuk- batuk. Suara batuk jemaah pun terdengar bersahutan, saat melaksanakan salat di Masjid Nabawi.

Wartawan Sriwijaya Post (Sripoku.com), H Muhammad Husin yang tergabung dalam Kloter IV CJH asal Sumsel melaporkan, saat ini keseluruhan jemaah asal Sumsel tinggal di penginapan sekitar 200 meter dari Masjid Nabawi.

Seluruh jemaah sudah memulai aktivitas ibadah di sana. Hingga saat ini suhu udara di Madinah masih sekitar 43 derajat celsius, sehingga para jemaah cukup kesulitan untuk beradaptasi untuk sementara.

Bibir jemaah banyak yang kering dan mulai pecah-pecah, sebagian juga merasakan gatal di tenggorokan.

Para petugas dan dokter kloter yang mendampingi para jemaah pun harus
bekerja lebih ekstra.

Seluruh jemaah diwajibkan menggunakan masker (penutup mulut) dan sesekali membasahi masker tersebut agar tetap segar.

“Di sini (Madinah) suhu udara terasa membakar kulit. Jemaah kita anjurkan tetap menggunakan masker,” ujar dr Eka Meliastini, dokter Kloter IV Embarkasi Palembang, Kamis (27/9/2012).

Posko kesehatan yang ada di Sektor IV Madinah juga mulai terlihat
sibuk.

Cukup banyak pasien usia lanjut (60-80 tahun)yang melakukan kontrol, bahkan dirawat di sana.

Mereka umumnya mengalami gangguan ingatan (disorientasi) sehingga keberadaannya menganggu jemaah lain.

Ada saja yang salah masuk kamar, menggendor pintu kamar orang lain,
tidak ingat jalan pulang, dan tidak ingat antivitas yang dilakukan.

Umumnya jemaah haji usia lanjut ini pergi haji tanpa didampingi keluarga, sehingga petugas kloter mengungsikan mereka ke Sektor untuk ditangani secara khusus oleh psikiater.

Menurut Ketua Sektor IV Madinah. Munajat, posko kesehatan sektor hanya untuk menangani rujukan awal.

"Kalau pasien gawat atau butuh tindakan, akan dirujuk ke Balai Pengobatan Haji Indonesia," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved