Gedung DPRD Palembang tak Terawat
Plafon Ruang Rapat Bocor
Keramik di dalam gedung ini banyak yang lepas. Kamar mandi komisi III sudah jebol, begitu juga plafon di ruang rapat.
Pantauan Sripo, Kamis (6/10), kantor DPRD Kota Palembang di Jl Gubernur HA Bastari terlihat megah dari pinggir jalan. Namun begitu masuk gerbang, kesan gersang dan kusam langsung menyapa mata. Rumput sebagian besar sudah mati dan bewarna kuning. Kolam di halaman airnya sudah keruh.
Begitu menaiki anak tangga langsung disambut sampah yang berserakan. Beberapa ruang kamar mandi dan buang air (toilet), seperti kamar mandi umum komisi IV pintunya jebol dan tidak bisa ditutup. Bagian plafon juga banyak yang sudah lepas dan koyak.
Parahnya lagi, di ruang informasi persis di depan gedung kesekretariatan, banyak lantai keramik yang sudah lepas dan dibiarkan begitu saja. Kondisi itu ternyata juga diamati anggota Komisi II DPRD Kota Palembang, M Adiansyah SH.
Dia menilai gedung Dewan memang sangat menyedihkan. Keramik di dalam gedung ini sudah banyak yang lepas seperti di depan ruangan Sekretaris Dewan, di ruang informasi, serta hampir seluruh ruang fraksi. Kamar mandi komisi III sudah jebol, begitu juga plafon di ruang rapat.
"Itu sebab sering terlihat basah pada areal di bawahnya. Padahal semua pakai ambal, ini sangat disayangkan," kata Adiansyah.
Dia menegaskan fungsi pengawasan harus dilakukan. Jika pihak ketiga tidak bekerja maksimal seharusnya langsung diganti dengan pihak yang lebih berkompeten.
Tugas Sekwan
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kota Palembang, Harnojoyo, mengatakan, untuk perawatan gedung sudah ada anggaran khusus. Pengelolaannya langsung dilakukan pihak ketiga melalui proses tenderisasi.
"Tapi kalau memang kinerjanya tidak maksimal bisa saja kita evaluasi," katanya.
Wakil Ketua DPRD Palembang, Jimmy Oscar Haris ST, mengatakan, pihaknya mempertanyakan tugas dan pengawasan Sekretaris Dewan. Mengapa hal ini bisa terjadi. Selain itu, masa pemeliharaan atau perbaikan dari pihak kontraktor yang membangun gedung pun sudah habis.
"Lihat saja kondisi kaca pada dinding masih selalu saja berdebu," katanya.
Sementara itu, saat Sripo hendak mengonfirmasi Sekwan H Syaiful Anwar tidak ada di ruangan. Saat dihubungi ponselnya, dia mengaku sedang sibuk.
"Saya lagi rapat," katanya.
Termegah se-Indonesia
GEDUNG DPRD Kota Palembang dibangun di atas lahan seluas 2,01 hektare menggunakan dana APBD Kota Palembang dua tahun, yakni tahun 2007-2008 sebesar Rp 41,5 milyar dan dana APBD tahun 2009 sebesar Rp. 25,3 milyar. Total biaya pembangunan Rp 66,8 milyar.
Terdiri dari gedung Paripurna 4 lantai, gedung Sekretaris Dewan 2 lantai dan gedung dewan 5 lantai. Bangunan ini diklaim termegah di antara seluruh gedung DPRD Kab/Kota di Indonesia.
Gedung DPRD Kota Palembang diresmikan 20 Februari 2011 langsung ditandatangani ketua MPR RI, Taufik Kiemas dan Ketua DPR RI, Marzuki Ali. Prasasti tandatangan keduanya dipajang di bagian depan gedung utama.
Hari itu hadir juga anggota DPD RI Asmawati Marzuki Ali, Gubernur Sumsel Alex Noerdin, Wakil DPRD Provinsi Sumsel A Djauhari, Walikota Palembang Eddy Santana Putra, Wakil Walikota Palembang Romi Herton, Ketua DPRD Kota Palembang Harnojoyo, dan Anggota DPRD Kota Palembang periode 2009-2014. (sta)