Berita OKUS

Lewati Jalan Tanah Berbukit Hampir 10 KM, Ilham Guru Asal Okus Sabet Guru Berprestasi Sumsel

Mengitari jalanan tanah merah dengan kontur berbukit hampir 10 kilometer setiap hari, Ilham, guru asal Okus dinobatkan Guru berprestasi Sumsel 2019

Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Dewi Handayani
SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH
TEMPUH PERJALANAN--Guru asal Okus, Ilham dinobatkan sebagai guru berprestasi 2019. Dia rela menempuh jarak hampir 10 km setiap hari demi mengajari anak didiknya. 

Ilham dari OKU Selatan Dinobatkan Sebagai Guru Berprestasi Tingkat Provinsi, Ini yang Dilakukannya

Laporan wartawan sripoku.com, Alan Nopriansyah

SRIPOKU.COM, MUARADUA - Tulus Mengabdi di wilayah pelosok, Seorang guru, asal Desa Siring Agung Kecamatan Kisam Tinggi Kabupaten OKU Selatan tidak menyangka  mendapat undangan ke Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) beberapa waktu lalu.

Guru berusia 34 tahun yang lebih dikenal dengan nama Ilham Singalaga menerima penghargaan sebagai Guru Sekolah Dasar yang berdedikasi dan berprestasi.

Berkat pengabdiannya di dunia pendidikan, Guru yang bernama lengkap Ilham Ariyes Warga Desa Siring Agung Kecamatan Kisam Tinggi dinobatkan sebagai Juara Pertama guru  berprestasi di tingkat Provinsi Sumatera Selatan.

"Ini bukan tujuan utama dalam hidup saya, Aku hanya ingin berbuat yang terbaik, sesuai dengan kemampuanku,"ucap Ilham terkait prestasi yang dicapainya.

Sebagai tenaga pendidik nilai kebaikan dalam dirinya terlihat jelas, hampir setiap harinya menelusuri medan perbukitan jalan tanah yang licin dan curam dengan jarak hingga 10 Kilometer dengan jarak tempuh 30 hingga 40 menit.

Pria kelahiran 15 Mei 1985 Desa Tenang mulai mengajar di SD Negeri 01 Muara Payang di Desa Singalaga Kecamatan Kisam Tinggi, yang terletak di wilayah di perbukitan.

Sebagai panutan Ilham terus menambah ilmu pengetahuan, bahkan Ijazah Sarjana Pendidikan dilakukannya sambil mengajar, Karena pendidikan sebelumnya, hanyalah lulusan SMA.

Perjalanannya pun tak sepenuhnya mulus, sembari menuntut ilmu di dunia pendidikan, terkadang kerap terkendala perekonomian sehingga ia sembari bertani menanam kopi hingga diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2008-2009 lalu.


Memikirkan anak bangsa, Berkat perjuangannya bersama tokoh masyarakat mereka berhasil mendirikan Sekolah Dasar, bahkan hingga SMP Satu Atap satu gedung dengan dengan Sekolah Dasar SD setempat.


Sebab menurutnya walaupun telah menghasilkan ratusan alumni,  belumlah cukup, Masih ada tantangan lain yang harus dihadapi.

Tentu saja terkait Setelah masa depan alumni karena berada di Daerah yang jauh dari ibu kota,  dipikirannya mereka anak-anak alumni tamat SMP, anak-anak ini akan ke mana karena SMA masih terbilang jauh, dari dusun Singalaga ini.


Tentu saja kendala hasil bumi Kopi karena sebagian mayoritas penduduk OKU Selatan petani Kopi, yang mengakibatkan orangtua siswa kesulitan menyekolahkan anaknya ke Ibu Kota Kecamatan atau bahkan keluar kota.

"Seandainya harga kopi mahal tentu orangtua siswa pasti akan mampu menyekolahkan anaknya ke ibukota Kecamatan, atau bahkan ke kota. Namun kondisi saat ini anak terancam putus sekolah,"fikirnya.

Halaman
12
Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved