LPP NU tak Sekadar Konsen Agama. Termasuk Urusi Gambut, Sampah Hingga Wacana Bangun Universitas NU
Lembaga pengembangan pertanian (LPP) NU Sumsel menyatakan siap mewujudkan sosok profesional di bidangnya yang tak sekadar konsen di bidang agama saja.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Budi Darmawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Lembaga pengembangan pertanian (LPP) NU Sumsel menyatakan siap mewujudkan sosok profesional di bidangnya yang tak sekadar konsen di bidang agama saja.
Salah satunya mengikuti coaching clinic pemberdayaan masyarakat desa pada lokasi-lokasi desa perhutanan sosial di Sumsel di Hotel Santika Jl Radial, Kamis (7/4/2019)
Ketua LPP NU Sumsel H Agus Muhaemin didampingi Sekjen Suhadi, DR Hadi Jauhari, DR Nasir, Junaidi menjelaskan LPP NU sebagai kepanjangan tangan NU Sumsel untuk menangani pertanian.
"Bulan Februari 2019 LPP NU ini sudah terbentuk legal formal dikukuhkan oleh PW NU Sumsel di Santika ini. Kami juga sudah mengikuti Rakernas LPP NU Maret lalu. Kita ingin sosok LPP NU dari sosok profesional di bidangnya. Merekrut yang punya potensi dari perguruan tinggi, praktisi, punya latar belakang pengalaman sehingga membawa untuk mengentaskan kemiskinan," ungkap H Agus Muhaemin.
Menurutnya kehadiran LPP NU ini sampai ke pelosok desa, sangat konsen dengan rencana yang dibawa KSP (Kantor Sekretariat Kepresidenan), Kemendes, Kementrian Lingkungan Hidup, dan PB NU.
Begitu banyak program kerja yang akan dilaksanakan. Ditransfer ke bawah. Menghimpun, menginventarisir hutan mana saja yang bisa dikelolah dengan baik.
"Di akhir Juli ini akan menggelar sekolah lapang gambut kerjasama dengan BRG (Badan Restorasi Gambut) di Islamic Centre KTM Tanjunglago Banyuasin dan Mambaululum di Lalan Muba. Ada 150 peserta dari tokoh agama, santri alumni, ustadz, ustadzah," ujarnya.
Salah satu tugasnya mensosialisasi cara penanganan gambut. Sekolah kilat memberitahu masyarakat hati hati di lingkungan gambut menghadapi gambut. Untuk meminimalisir dampaknya. Dikelolah dengan baik karena riskan.
"Ada 7 provinsi lahan gambut. 5 Provinsi di musibah 2015 lalu dunia jadi dampaknya. Seperti Jambi. Kita justru mengajakan memanfaatkan lahan gambut untuk kesejahteraan masyarakat dengan palawija. Di Sumsel ada di OKI, Banyuasin, Muba," katanya.
DR Nasir menambahkan, adapun latar belakangnya NU lembaga yang konsen agama.
"Kita berusaha agar LPP NU aktif. Bisa jadi fasilitator, bisa jadi pendamping program. Kita juga akan melakukan sektor lain secara luas. Kita angkat dan berpartisipasi. Akan ada eksyen," terangnya.
DR Hadi Jauhari menambahkan LPP NU mencoba menginventarisi daerah mana saja yang butuh sentuhan di Sumsel. Dalam rangka menindaklanjuti program yang sudah berjalan. Ikut andil mengembangkan potensi masyarakat. Seperti membuka Universitas Nahdatul Ulama. Awalnya kemajuan daerah itu dari aspek pendidikan SDM yang berkualitas. Kami akan andil di situ. Itu kewenangan PW NU.
"Kita akan andil kerjasama di bawah PB NU membuat gerakan untuk mensejahterakan masyarakat Sumsel. Kami coba memberdayakan kajian pendidikan. Mensinerjikan sampah di Palembang sangat banyak. Membantu Pemkot pemisahan sampah organik dan non organik. Setahu kita ini jadi problem," pungkasnya. (Abdul Hafiz)