Pelatih Arema FC: Para Pemain Kehilangan Momen Bangkit Pasca Rusuh Suporter dan Kalah dari PSS
Pelatih Arema FC Milomir Seslija: Para Pemain Kehilangan Momen Bangkit Pasca Rusuh Suporter dan Kalah dari PSS Sleman
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Hendra Kusuma
Pelatih Arema FC Milomir Seslija: Para Pemain Kehilangan Momen Bangkit Pasca Rusuh Suporter dan Kalah dari PSS Sleman
SRIPOKU.COM-Pelatih Arema Milomir Seslija menyatakan, kekalahan PSS Sleman karena anak asuhnya kehilangan moment bangkit, pasca rusuh suporter.
Rusuh itu bagi Milomir Seslija, membuat pertandingan terhenti, sehingga pemain Arema FC kehilangan momen, padahal mereka bermain baik sejak 20 pertama,
Ketika pertandingan itu terhenti kata Milomir Seslija maka, anaknya seperti kehilangan sentuhan. Para pemain Arema FC gagal move on sehingga kebobolan 3 gol.
Diakui, Milomir Seslija, para pemainnya harus menelan pil pahit usai timnya kalah 3-1 dari PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo Sleman pada laga perdana Liga 1 2019, Rabu (15/5/2019) malam. Pelatih Arema FC itu menilai timnya kehilangan momen kebangkitan saat laga terhenti karena kericuhan.
Menurutnya, skuat Singo Edan memulai pertandingan dengan tidak bagus. Terbukti, di menit pertama mereka sudah kebobolan 1-0 dari tendangan pojok akibat pemainnya kehilangan konsentrasi.
"Setelah itu, kami mendapatkan momen bagus selama 20 menit, ada tiga-empat peluang untuk mencetak gol, bagi saya momen paling krusial adalah ketika kami mulai bermain lebih baik tapi laga malah harus terhenti," ujar pelatih yang akrab disapa Milo seperti dilansir dari wearemania, Kamis (16/5/2019).
Setelah laga kembali dilanjutkan, hingga babak kedua, pelatih asal Bosnia itu menilai pemainnya kehilangan fokus secara total akibat tidak bisa mengontrol emosi. Milo mencatat, pemainnya cuma bermain bagus di 20 menit sebelum laga terhenti di menit 30.
"Secara umum, kami memainkan permainan terbaik di babak pertama setelah kebobolan, tapi di babak kedua kami bermain buruk, emosi yang tak terkontrol membuat strategi kami tidak berjalan," imbuhnya.
Pelatih 54 tahun itu juga menyebut anak asuhnya terlalu ikut alur permainan lawan di babak kedua, sehingga kebobolan dua gol lagi. Menurutnya, jika Arema bermain seperti setelah kebobolan di babak pertama, Milo yakin timnya dapat memenangkan pertandingan tersebut.
"Ketika skor 3-1, kami punya dua peluang untuk mencetak gol di menit 90 dan 91 lewat tandukan kepala, tapi itu juga aterbuang sia-sia, kami membuang tenaga teralu banyak, membuat banyak kesalahan di mana tidak pernah kami lakukan sebelumnya, sehingga memberikan kemenangan untuk PSS," tegas eks pelatih Persiba Balikpapan itu.
Sementara itu dilansir dari viva, laga pembuka Liga 1 antara PSS Sleman versus Arema FC di Stadion Maguwoharjo, Rabu 15 Mei 2019, tercoreng dengan aksi ricuh antara dua suporter. Di pertengahan laga, pendukung dari kedua tim saling serang dan menimbulkan korban luka.Tak cuma dari kalangan penonton, wartawan hingga Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, juga jadi korban.
Kericuhan antar suporter terjadi di menit 32 pertandingan. Saat ricuh, laga terpaksa dihentikan sementara.
Cukup aneh juga ada kericuhan yang terjadi. Sebab, menurut penuturan Kapolda DIY, Irjen Pol Ahmad Dofiri, kedua belah suporter sempat berbuka puasa bersama dan hubungan mereka terlihat begitu akrab.
Usut punya usut, keributan terjadi karena adanya peran provokator. PSSI menggelar rapat darurat menanggapi kasus kericuhan itu.