2 Mei Diperingati Sebagai Hardiknas, Berikut 5 Makna Hari Pendidikan Nasional, Jarang Diketahui!
2 Mei Diperingati Sebagai Hardiknas, Berikut 5 Makna Hari Pendidikan Nasional, Jarang Diketahui!
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Welly Hadinata
2 Mei Diperingati Sebagai Hardiknas, Berikut 5 Makna Hari Pendidikan Nasional, Jarang Diketahui!
SRIPOKU.COM - Seperti yang sudah-sudah, tanggal 2 Mei tahun ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Dimana Hari Pendidikan Nasional ini diperingati sebagai perayaan hari lahirnya sang Bapak Pendidikan Indonesia, yakni Ki Hajar Dewantara.
Tak hanya itu, Hari Pendidikan Nasional juga dijadikan sebagai perayaan kebebasan dalam menuntut ilmu yang dapat kita rasakan seperti sekarang.
Ya, di zaman modern seperti sekarang ini, kita semua sudah bebas menuntut ilmu, bahkan pendidikan sangat difasilitasi dengan mudah oleh pemerintah.
Ini harus menjadi pecutan buat kita agar tidak malas-malasan dan terus semangat belajar demi mengharumkan nama sendiri, keluarga dan juga bangsa!

• Inilah 12 Zodiak yang Suka Menggoda Lawan Jenis, Libra Paling Bawah
• Sampai Dibuat Murka, Muzdalifah Sindir Seseorang di IG Usai Pekerjaan Suami Dicibir, Buat Feni Rose?
• Eks Bek Persib Rasakan Kegagalan Pertama di Thailand untuk Musim 2019
Saking pentingnya pendidikan, tercetuslah Hari Pendidikan Nasional setiap tanggal 2 Mei setiap tahunnya.
Nah tentu saja perayaan Hari Pendidikan Nasional ini mempunyai fakta unik.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 5 fakta unik dibalik perayaan Hari Pendidikan Nasional.
1. Perjuangan Ki Hadjar Dewantara

• Jodoh Tak Bisa Ditebak, Diam-diam 8 Pramugari Ini Dinikahi Artis Terkenal, No 8 Jadi yang Kedua
• Breaking News: Mantan Ketua DPRD Sumsel Wasista Bambang Utoyo Meninggal Dunia
• Prakiraan Cuaca BMKG di Kota Palembang Hari Ini, Kamis 2 Mei 2019, Cerah Berawan
Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.
Lahir dengan nama asli Suwardi Suryaningrat, ia merupakan orang yang sangat gemar belajar dan menuntut ilmu.
Menurut situs National Geographic, ia dikenal berani menentang kebijakan pendidikan Hindia Belanda, yang kala itu hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda dan kaum Priyayi saja yang boleh mengenyam pendidikan.
Ki Hadjar Dewantara merasa bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Karena sering melempar kritik pedas terhadap pemerintahan Belanda, ia diusir dari Indonesia ke Belanda, dan ketika balik ke Indonesia, ia mendirikan sekolah bernama Taman Siswa pada 3 Juli 1922.