Termotivasi Pesan Dalam Mimpi, Pemuda Kabupaten Sigi Berdandan Ala Pocong Saat Mencoblos di TPS
Dengan penampilan ala pocong, dan Seluruh tubuhnya diselimuti pakaian serba putih.Rahmatullah menyalurkan hak pilihnya di tempat pemungutan suara (TPS
SRIPOKU.COM, PALU - Salurkan hak pilihnya di TPS 1 Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Aksi yang tidak biasa dilakukan oleh Rahmatullah (21), warga RT 01 RW 01, Desa Mpanau Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, ProvinsiSulawesi Tengah.
Dengan penampilan ala pocong, dan Seluruh tubuhnya diselimuti pakaian serba putih, lengkap dengan ikatan di atas kepalanya. Wajahnya pun diberi warna putih, dan disekitar mata diwarnai hitam. Rahmatullah menyalurkan hak pilihnya di tempat pemungutan suara (TPS) 1 Desa Mpanau, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
Sontak, warga yang ada di sekitar TPS heboh dengan kehadiran pocong yang ikut mengantre untuk mencoblos.
Saat ditemui Kamis (18/4/2019) sore, Rahmatullah mengaku aksinya itu termotivasi pesan yang diterimanya dalam mimpi.
"Motivasi saya cuman lewat mimpi," ungkap Rahmatullah, saat dihubungi TribunPalu.com.
Rahmatullah menuturkan, dalam mimpinya itu ia bertemu dengan banyak orang memakai pakaian serba putih.
Bahkan di antara orang-orang yang memakai pakaian serba putih dalam mimpinya, ada kenalan Rahmatullah yang menjadi korban likuifaksi di Petobo.
"Jadi, mereka bilang sama saya, jangan sampai salah memilih pemimpin," ungkap Rahmatullah saat menceritakan mimpinya.
Itulah alasan Rahmatullah, untuk memilih di TPS menggunakan pakaian serba putih mirip pocong.
Selain itu, melalui aksinya itu, Rahmatullah ingin menyampaikan ajakan kepada warga sekitar untuk tidak golput alias golongan putih.
"Ingin menyampaikan suara mereka yang terkena dampak likuefaksi," tegasnya.

TPS 1 Desa Mpanau berbatasan langsung dengan lokasi eks likuefaksi Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.
TPS 1 Desa Mpanau tersebut juga berdiri di atas tanah lumpur kering, material likuefaksi.
Setelah menyetorkan formulir C6 kepada petugas KPPS, Rahmatullah yang berdandan ala pocong kemudian bergabung dengan warga pemilih lainnya untuk antre.
Melihat ada pocong ikut antre, para warga itu menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda, ada yang takut, ada juga yang justru ketawa.