Ini yang Harus Dilakukan Kaum Milenial Untuk Membangun Kekayaan
Menjadi milenial tajir bukan hal yang tak mungkin. Perencana keuangan sekaligus Presiden Bone Fide Wealth Douglas A. Boneparth, menyebut ada beberapa
SRIPOKU.COM, JAKARTA - Menjadi milenial tajir bukan hal yang tak mungkin. Perencana keuangan sekaligus Presiden Bone Fide Wealth Douglas A. Boneparth, menyebut ada beberapa tahapan dalam rentang usia milenial yang dapat membuatnya menjadi kaya.
Setidaknya, dalam lima tahun sekali, ada hal besar yang harus dilakukan milenial mulai usia 25, 30, 35, hingga 40. Mereka harus fokus pada tujuan keuangan, yaitu mengidentifikasi dan memprioritaskan mereka, melaksanakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dan menilai kembali mereka ketika mereka memasuki tahap kehidupan yang berbeda.
• Andika Mahesa Bersyukur jadi Babang Tamvan, Kekayaan Terungkap Pantes Banyak Wanita Kepincut!
• Keterampilan adalah Senjata Terampuh untuk Membangun Kekayaan!
Boneparth mengatakan, jumlah uang memang tak bisa menjadi patokan bahwa seseorang kaya secara finansial, sebab persektif yang berbeda.
"Banyak yang berpenghasilan pas-pasan namun menganggap diri mereka kaya karena kesehatan, keluarga, dan teman-teman mereka," ujar Boneparth sebagaimana dikutip dari Business Insider, Rabu (10/4/2019).
Untuk kaya secara finansial, Boneparth membagikan langkah kunci yang harus diterapkan generasi milenial untuk membangun kekayaan.
Di usia 25, tentukan target
Di usia ini adalah waktu untuk fokus pada mengidentifikasi, mengukur, dan memprioritaskan tujuan Anda di masa mendatang. Hal ini penting untuk membangun fondasi yang kuat untuk menabung dengan mengendalikan arus kas.
"Kamu menghabiskan uangmu selama enam sampai 12 bulan terakhir? Apa yang dapat Anda simpan secara konsisten? Tentukan gaya hidup yang nyaman dan realistis," kata Boneparth.
Boneparth mencontohkan, di usia 27 tahun, pemain NFL Brandon Copeland menyimpan hampir semua gajinya. Menabung bukan tentang berapa banyak yang Anda hasilkan, tapi tentang berapa banyak yang Anda belanjakan.
Menyimpan uang bisa dimulai dengan melacak pengeluaran Anda, yang akan membantu Anda mencari tahu di mana harus memotong pengeluaran.
Usia 25 tahun juga di masa Anda mulai menghasilkan uang, tapi tetap menjalani gaya hidup hemat seperti saat di perguruan tinggi. Menabung di masa muda sangat penting. Semakin lama menabung, maka Anda akan menuai manfaat terbesar.
Di usia 30, terus bangun fondasi finansial
Boneparth mengatakan, di usia 30, sebaiknya jangan menunda untuk membangun fondasi finansial yang ditargetkan di tahapan usia sebelumnya. Anda harus fokus untuk memenuhi tujuan jangka pendek Anda seperti cadangan tunai, melunasi pinjaman, atau menabung untuk apa yang ingin dicapai dalam empat tahun ke depan, seperti rumah.
Anda juga harus menyimpan uang tunai di rekening tabungan atau pasar uang dan mengambil keuntungan dari kontribusi pensiun yang cocok.
Di usia 35, fokus pada visi jangka panjang
Boneparth mengatakan, di usia 35, mulailah membuat kontribusi yang lebih besar ke arah jangka panjang. Misalnya, menyiapkan dana pensiun. Sehingga Anda harus mengalokasikan dana lebih besar untuk menabung. Salah satu cara yang biss dilakukan dengan mengotomatisasi semua tabungan.
"Keluar dari akal pikiran. Itu membuat peningkatan tabungan jadi lebih mudah," kata Boneparth.
Menurut penulis "The Automatic Millionaire", David Bach, mengotomatiskan keuangan Anda adalah langkah terpenting untuk membangun kekayaan. Ia mengatakan, ketika uang itu dipindahkan sebelum Anda bisa menyentuhnya, itulah cara kekayaan nyata dibangun.