Berita Palembang
Dua Bulan Jelang Pemilu Kantor Parpol Terlihat Mati Suri, Kebanyakan Pengurus Sibuk Pencalegan
Seminggu lebih lagi Negara Republik Indonesia ini akan melakukan Pemilu serentak atau Pesta Demokrasi pada 17 April nanti.
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: pairat
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Seminggu lebih lagi Negara Republik Indonesia ini akan melakukan Pemilu serentak atau Pesta Demokrasi pada 17 April nanti.
Tapi, ada pemandangan yang membingungkan, tatkala melewati beberapa Kantor Partai Politik Peserta Pemilu di Kota Palembang, mungkin juga di daerah daerah lainnya, sangat sepi dari para penghuni juga aktivitasnya.
Pengamat Sosial dan Politik Drs Bagindo Togar Butar Butar melihat lebih dari dua bulan hampir seluruh Kantor Parpol tanpa keramaian sama sekali.
Padahal menurut Bagindo, sepantasnya kegiatan Pemilu yang hanya diadakan perlima tahun sekali ini, para pengurus, kader maupun simpatisan parpol tersebut akan berkumpul untuk sharing informasi, menghimpun masukan, mengevaluasi progres kerja politik para calegnya dan membahas segala permasalahan juga perkembangan respon masyarakat terhadap parpol tersebut.
"Tapi mengapa itu sepertinya tidak terlihat. Para pengurus yang juga Caleg parpol tersebut, lebih nyaman membangun posko pemenangannya sendiri di dapil masing masing, seolah olah tak peduli terhadap progresivitas serta existensi parpol pengusungnya.
Untuk Apa kantor Parpol tersebut disediakan dengan bangunan yang megah, lengkap dan diposisikan pada lokasi yang strategis? Bukankah kantor itu juga sebagai Simbol organisasi dan lokus kolektf para pengurus juga kadernya?
Dimana kontestasi demokrasi berupa Pemilu adalah Parameter Puncak kegiatan Politik wajib serta dasar dari didirikannya Parpol tersebut," ungkap Bagindo Togar, Sabtu (6/4/2019).
Melihat sepinya kantor-kantor Parpol, Direktur Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDeS) mempertanyakan, bagaimana pula fungsi Kantor kantor itu ketika menjalankan aktivitas rutin atau event politik yang tidak setara pemilu?
"Sepinya sepi mungkin. Di sisi lain, bisa saja dimaknakan bahwa para Caleg atau para pengurus parpol tersebut, belum teruji untuk menekan kepentingan politik individunya, sehingga tak mampu mewujudkan kultur kerja kolektif yang menjadi philosofi dan substansi terbentuknya suatu Partai atau Organisasi Politik. Lebih jauh lagi, bagaimana kelak mereka mengurusi publik atau rakyat yang mereka wakili ? Jangan heran, kinerja juga komitmen politik para wakil rakyat atau petugas parpol akan diragukan Equitas, kapabilias serta kredibilitasnya. Semoga saja saya salah menilainya," kata Bagindo Togar Butar Butar yang mantan Ketua Ikatan Alumni FISIP Unsri.
Sripoku.com sempat mewawancarai para pengurus beberapa Parpol yang ada di Sumsel yang memiliki alasan kantor terkesan sepi.
Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumsel MF Ridho ST MM mengatakan Kantor Sekretariat DPD Partai Demokrat Sumsel Jl Kolonel H Barlian KM 7,5 memang pintunya tertutup karena ruangan ber AC.
"Memang kantor kita kan di pinggir jalan, ruangan ber AC jadi untuk menghindari debu, pintu terlihat rapat. Kalau aktivitas di dalam ruangan, tidak di luar," kata Ridho.
Kalau Partai Demokrat kata Ridho punya struktur khusus Direktur Eksekutif dan wakil-wakilnya yang memang standby yang tidak mencaleg.
"Demokrat memang seperti itu, layaknya kantor ada yang nunggu dan aktivitas sering menggelar rapat. Walaupun tidak setiap hari karena para caleg memang tengah turun ke Dapilnya masing-masing. Tapi yang mau berurusan masih ada yang melayani di kantor. Apalagi saat ini kita sibuk administrasi saksi ada kaitannya dengan DPP. Kalau tidak ada orang di kantor bagaimana kami menindaklanjuti instruksi DPP," jelas Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sumsel.