Mahasiswa BEM PGRI Palembang Sampaikan Aspirasi, Tuntut 6 Hal ini Ke Rektorat Kampus

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas PGRI Palembang, menyampaikan aspirasi mereka dalam bentuk aksi kep

Penulis: RM. Resha A.U | Editor: Budi Darmawan
SRIPOKU.COM/IST
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas PGRI Palembang, saat menyampaikan aspirasi mereka dalam bentuk aksi kepada pihak Rektorat Kampus PGRI, Selasa (2/4/2019). 

Mahasiswa BEM PGRI Palembang Sampaikan Aspirasi, Tuntut 6 Hal ini Ke Rektorat Kampus

Laporan Wartawan Sripoku.com, Resha

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas PGRI Palembang, menyampaikan aspirasi mereka dalam bentuk aksi kepada pihak Rektorat Kampus PGRI, Selasa (2/4/2019).

Mereka menuntut beberapa hal, sebagai aspirasi mereka.

Seperti halnya isu politik praktis yang sempat berhembus di dalam kampus tersebut. Ia menilai, lembaga pendidikan tidak bisa dimasuki dengan politik, karena lembaga pendidikan harus tetap netral tanpa dimanfaatkan oleh kubu yang tengah bertarung.

"Kami menghimbau agar civitas akademika Kampus dapat menjaga idealisme kami sebagai Mahasiswa," ujar Presiden Mahasiswa PGRI Palembang, Andi Leo, kepada Sripo, Selasa (2/4/2019).

Sementara itu, Rektor Universitas PGRI Palembang, Dr. H. Bukman Lian, M.M., M.Si akhirnya angkat bicara terkait aksi tersebut. Ia mengatakan, telah menemui mahasiswa tersebut memberikan tanggapan terkait isu politik praktis tadi.

"Mereka menyampaikan aspirasi, kita acungkan jempol, kita terima kasih karena peduli dengan kampus. Walaupun orangtuanya melakukan kekeliruan kan, biasa diingatkan anaknya. Ke depan, tolong kawal kampus kita ini," ujar Bukman.

Selain itu, Bukman juga mengatakan telah menerima aspirasi dari mahasiswa yang menyuarakan keluhan mereka terhadap kampus. Seperti isu Uang Kuliah Tunggal (UKT), perihal Semester Pendek, fasilitas BEM dan Dosen yang tidak profesional untuk ditertibkan.

"Saya berjanji kalau banyak dosen yang tidak profesional, kasih tau saya langsung. Saya ga bisa nyari 600 dosen langsung, jangan diinisialkan. Kalau kata mereka hanya meninggalkan catatan, tau-tau sudah semesteran. Itu yang namanya tidak profesional," jelasnya. (mg5)

===

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved