Technical Meeting Apel Perempuan Berbusana Kebaya Kartini dan Berkain Jumputan Terbanyak
90 Komunitas Hadiri Technical Meeting Apel Perempuan Berbusana Kebaya Kartini dan Berkain Jumputan Terbanyak
Penulis: Nadia Elrani | Editor: Sudarwan
90 Komunitas Hadiri Technical Meeting Apel Perempuan Berbusana Kebaya Kartini dan Berkain Jumputan Terbanyak
Laporan wartawan Sripoku.com, Nadia Elrani
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dalam rangka menyambut acara Kartini Millenial Award pada Rabu, (10/4/2019) Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel melaksanakan Technical Meeting Apel Perempuan Berbusana Kebaya Kartini dan Berkain Jumputan Terbanyak di Gedung Graha Tribun, Jl Alamsyah Ratu Perwira No. 120 Kelurahan Bukit Lama, Ilir Barat Palembang, Kamis (28/3/2019).
Acara yang dihadiri oleh 90 komunitas yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan organisasi-organisasi yang ada di Sumatera Selatan ini untuk membahas teknis pelaksanaan apel yang akan dilaksanakan di lapangan kantor Gubernur Sumatera Selatan pada tanggal 10 April 2019 mulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 10.00 WIB.
Pemimpin Redaksi Tribun Sumsel, Hj Weny Ramdiastuti dalam sambutannya mengatakan bahwa acara tersebut akan memecahkan Museum-Rekor Dunia Indonesia (MURI).



"Selain menyeleksi Kartini Milenial, kita juga akan memecahkan rekor MURI karena acara ini baru pertama kali di Indonesia dengan jumlah peserta apel mencapai 2500 orang," terangnya.
Wakil Ketua PKK Sumsel, Fauziah Mawardi mengatakan bahwa acara ini sangat bagus untuk dilaksanakan mengingat acara ini bisa mengangkat budaya lokal.
"Saya berbahagia sekali karena otomatis pengrajin UKM pengusaha jumputan sudah terjual 2500 potong kain jumputan. Secara tidak sengaja kita sudah mengangkat pengrajin lokal," ujar Fauziah saat memberikan sambutan.

"Mudah-mudahan dengan adanya acara Kartini Milenial, kita sebagai wanita Sumsel menjadi wanita modern tanpa melupakan kodratnya. Mudah-mudahan acara ini jyga berhasil memecahkan rekor Muri seperti yang dicita-citakan," harapnya.

Ketua Darma Wanita Sumsel, Reni Nasrun juga memberikan arahan mengenai dress code yang akan dikenakan pada saat apel.
"Tidak boleh kulot harus kain jumputan. Boleh mengenakan kebaya kartini dengan kancing langsung atau berlipat dengan warna apa saja," terangnya.
Alasan para wanita harus menggunakan sepatu keds adalah untuk melambangkan kerja keras, dan kacamata yang digunakan juga memiliki makna tersendiri.
"Kita harus menunjukkan bahwa wanita Sumsel adalah wanita hebat, produktif dan penuh kerja keras. Kacamata hitam ini bukan hanya melindungi mata, tapi juga melambangkan wanita pemberani tanpa melupakan kodrat sebagai wanita. Kita akan mengangkat harkat dan martabat pengrajin jumputan," imbuh Reni.
