JANGAN SALAH, Orang Pemalas Ternyata Memiliki Kecerdasan Tinggi, Berikut Penjelasannya

adalah variabel kepribadian yang mencerminkan sejauh mana individu cenderung terhadap kegiatan kognitif yang mudah.

Editor: ewis herwis
sripoku.com/sudarwan
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM -- Para pemalas yang biasanya dipandang remeh ternyata menyimpan "kekuatan" besar dalam dirinya.

Hasil riset yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology mengungkap, para pemalas adalah orang yang memiliki kecerdasan tinggi.

Riset dilakukan oleh ilmuwan dari Gulf Coast University di bawah pimpinan Todd McElroy.

Disebutkan, mereka yang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berpikir biasanya merupakan tipe orang yang lebih aktif secara fisik, dibandingkan mereka yang lebih suka menggunakan kekuatan otak.

Gagasan ini mungkin cocok bagi stereotip yang biasa melekat dalam diri para "kutu buku" yang dianggap memiliki kemampuan lemah dalam bidang olahraga.

Warna Kamar Tidur Pengaruhi Kualitas Tidur Anda, Inilah Daftar Warna dan Durasi Tidur Yang Didapat

Bisa Sebabkan Kerusakan Kardiovaskular dan Kematian Dini, Ini Jumlah Telur Yang Sebaiknya Dikonsumsi

Tak Perlu Jauh-Jauh, Obat Tifus Alami Ini Sudah Ada Di Rumah Anda

Ilustrasi
Ilustrasi (Finansialku)

Dalam riset ini, peneliti mempelajari aktivitas fisik 60 mahasiswa dan membagi mereka menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama terdiri dari mereka yang memiliki kebutuhan tinggi untuk kognisi (need for cognition-NFC). Kelompok kedua adalah mereka dengan NFC rendah.

NFC dalam psikologi, adalah variabel kepribadian yang mencerminkan sejauh mana individu cenderung terhadap kegiatan kognitif yang mudah. 

Peneliti menemukan, orang-orang yang menikmati penyelesaian teka-teki memiliki NFC tinggi, dibandingkan orang-orang dengan NFC rendah.

Orang dengan NFC rendah lebih memilih menyelesaikan tugas yang tak membutuhkan kekuatan pikiran.

Selanjutnya, para responden pun dipasangi perangkat pelacak aktivitas semacam Fitbit, untuk merekam gerakan mereka setiap 30 detik.

Setiap orang mengumpulkan 20.000 poin data yang kemudian digunakan untuk membandingkan tingkat aktivitas kedua kelompok.

Ilustrasi
Ilustrasi (sripoku.com/sudarwan)

Hasilnya, terdapat perbedaan subtansial antara orang dengan NFC tinggi dan rendah.

Dalam seminggu masa riset, peserta yang memiliki NFC rendah jauh lebih aktif daripada mereka yang memiliki NFC tinggi.

Dari analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kognisi bukanlah cerminan dari kecerdasan seseorang.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved