10 Tahun Menikah Tak Kunjung Hamil, Wanita Ini Dibakar Suaminya Hidup-hidup, Mertuanya Malah Begini
10 Tahun Menikah Tak Kunjung Hamil, Wanita Ini Dibakar Suaminya Hidup-hidup, Mertuanya Ikut Lakukan Ini
Penulis: candra okta della | Editor: Tresia Silviana
10 Tahun Menikah Tak Kunjung Hamil, Wanita Ini Dibakar Suaminya Hidup-hidup, Mertuanya Ikut Lakukan Ini
SRIPOKU.COM - Memiliki anak adalah harapan disetiap pernikahan. Meskipun sayang, anak adalah rezeki dari Tuhan dan tidak semua pasangan dikaruniahi seorang anak.
Banyak cerita pasangan suami istri cerai karena sudah puluhan tahun menikah tidak memiliki anak.
Tapi, ada juga tetap bertahan saling cinta dengan kekurangan tersebut.
Dilansir dari Nakita, sebuah kejadian tragis menimpa seorang wanita yang tak kunjung hamil setelah menikah 10 tahun.
Kehidupan rumah tangga yang awalnya sejuk nan harmonis berubah 180 derajat.
Wanita asal India itu dibakar hidup-hidup oleh suaminya karena tak bisa memberikan keturunan.
• Hari Ini Ahok Bebas, Alasan Ganti Nama BTP, Kisah Perjalanan Cinta, Karir Politik hingga Dipenjara
• Anak Abu Bakar Baasyir Bongkar Fakta Sebenarnya Janji Presiden & Ikrar Kesetiaan kepada Pancasila
• Keluar dari Penjara Hari Ini, Ahok Dikabarkan Langsung ke Rumahnya di Penjaringan Jakarta Utara

Seorang wanita asal distrik Bhojpur, India disiksa dan dibakar hidup-hidup hanya karena tak kunjung hamil.
Wanita bernama Putul Khumari (35 tahun) ini masih cukup beruntung karena diselamatkan oleh tim kepilisian.
Meski begitu, wanita itu kini masih dalam kondisi tidak sadarkan diri dan dirawat di rumah sakit.
Menurut keterangan polisi, keluarga dari pihak suami Putul Kumari memang sudah sejak lama dan berulang kali melakukan siksaan fisik pada wanita itu.
Senin (21/1/2019) malam, Kumari diserang dan kepalanya dibenturkan ke dinding dengan sangat kencang sehingga akhrinya ia pingsan.
Tak cukup sampai di situ, mertua Kumari memasukkannya ke dalam peti mati lalu membawanya ke tepi sungai.
Di sana, mereka sudah menyiapkan perapian yang biasa digunakan untuk membakar jenazaj (kremasi) dan meletakkan peti mati berisi jasad Kumari di atasnya.
Awalnya masyarakat tak menaruh curiga karena ada peti mati yang diletakkan di atas perapian.