Rekam Jejak Pembantaian Sadis PKI hingga Kisah Tertangkapnya Otak Komunisme di Indonesia

Dalam peristiwa ini, putra mahkota kerajaan Langkat, Amir Hamzah (banyak dikenal sebagai penyair), ikut tertumpas. Tak ada lagi penerus kerajaan Langk

Penulis: candra okta della | Editor: Rizka Pratiwi Utami
Tribunnews
Sampul Film Pengkhianatan G 30 S PKI 

SRIPOKU.COM - Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi partai dan organisasi terlarang di Indonesia. 

Deretan kekejamannya tak bisa dilupakan begitu saja. Pembantaian yang dilakukan pun dikenal sadis dan mengerikan. 

Bahkan sampai saat ini, trauma akibat kebiadaban PKI masih tersimpan dan membuat banyak orang takut jika oraganisasi ini kembali bangkit di Tanah Air. 

Tentara Indonesia dan semua Pejabat mengajak untuk memerangi PKI agar tak kembali bertunas di Indonesia. 

Apalagi melihat catatan sejarah, PKI berulang kali mencoba memberontak dan menghancurkan tatanan Pemerintahan. 

PKI tak cuma sebuah partai, tapi sebua ideologi yang dianggap sangat berbahaya di semua tempat di semua negara. 

Beruntung Indonesia cepat bertindak, dan dalam waktu setahun Indonesia bebas dari PKI

Hal itu ditandai dengan ditangkapnya salah satu otak PKI yang berhasil kabur saat diburu.

Dulu Pernah Tak Direstui, Lalu Dinikahi Konglomerat, Begini Kabar Mantan Nia Ramadhani Sekarang

Dikenal Pasangan Romantis, Ashanty Mendadak Bongkar Sifat Anang Hermansyah, Geram Tak Tahan Lagi!

Sejumlah warga melihat beberapa tempat bersejarah di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Tanggal 1 Oktober merupakan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Sejumlah warga melihat beberapa tempat bersejarah di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (29/9/2015). Tanggal 1 Oktober merupakan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Dia adalah Letnan Kolonel Untung bin Syamsuri adalah Komandan Batalyon I Tjakrabirawa yang memimpin Gerakan 30 September pada tahun 1965.

Ia lahir di Desa Sruni, Kedungbajul, Kebumen, Jawa Tengah pada 3 Juli 1926, wafat di Cimahi, Jawa Barat 1966.

Untung adalah bekas anak buah Soeharto ketika ia menjadi Komandan Resimen 15 di Solo.

Ia merupakan Komandan Kompi Batalyon 454 dan pernah mendapat didikan politik dari tokoh PKI, Alimin.

Semasa perang kemerdekaan untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri, Solo.

Selanjutnya Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan agar Batalyon Sudigdo dipindahkan ke Cepogo, di lereng gunung Merbabu.

Kemudian Kusman pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved