Berita Palembang
Pembangunan Aldiron Plaza Cinde Palembang Baru 10 Persen, Pemprov Sumsel Bakal Somasi Pengembang
Pembangunan Aldiron Plaza Cinde Palembang Baru 10 Persen, Pemprov Sumsel Bakal Somasi Pengembang
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Sudarwan
Pembangunan Aldiron Plaza Cinde Palembang Baru 10 Persen, Pemprov Sumsel Bakal Somasi Pengembang
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria Saputra
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Meski ground breaking sudah dimulai sejak Februari 2018 lalu, progres pembangunan Aldiron Plaza Cinde Palembang hingga saat ini masih belum menunjukkan hasil yang positif, bahkan hingga kini progres pembangunan baru mencapai 10 persen.
Dari pantauan Sripoku.com, pembangunan Aldiron Plaza Cinde Palembang belum terlihat progres pengerjaan.
Hanya terlihat sebagian gedung yang hancur dan alat berat yang terpampang di sana.
Sementara untuk akses sekeliling tidak dapat dimasuki oleh orang luar karena ditutupi oleh pagar seng.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sumsel berencana akan segera memanggil PT Magna Beantum selaku pengembang pusat perbelanjaan baru di Kota Palembang tersebut.
Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima hinggga saat ini progres pembangunan Aldiron Plaza Cinde Palembang baru 10 persen.
Padahal pembangunan sudah berjalan sekitar sembilan bulan lamanya.
"Pembangunan sudah lama nyaris setahun tetapi progresnya begini-begini saja. Kami ingin tahu ada masalah apa? Jangan sampai persoalan cagar budaya yang sebenarnya sudah selesai dijadikan alasan," kata Mawardi, Kamis (29/11/2018).
Mawardi mengatakan, pihaknya juga sudah berkooridinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) mengenai masalah cagar budaya tersebut.
Hasilnya, tidak ada masalah mengenai keberadaan cagar budaya dalam hal ini tiang cendawan yang ada di bangunan Pasar Cinde.
Dengan demikian, Mawardi menegaskan seharusnya tidak ada alasan lagi bagi pengembang untuk tidak segera menyelesaikan pembangunan.
"Tim cagar budaya juga sudah memberikan opsi, pertama apakah tiang cendawan tersebut dipertahankan atau bisa juga diganti dengan replika."
"Kami ingin meminta kepastian apakah mereka mampu melanjutkan pembangunannya sesuai target atau tidak," tegas Mawardi.