Dokter Tanpa Tarif
Aznan Lelo, Dokter Tanpa Tarif Pernah Dibayar Rp.25 000
Membicarakan masalah kesehatan, salah satu topik yang tidak bisa lepas dari pembicaraan adalah berobat
Penulis: Salman Rasyidin | Editor: Salman Rasyidin
Aznan Lelo, Dokter Tanpa Tarif Pernah Dibayar Rp.25 000
SRIPOKU.COM -- Membicarakan masalah kesehatan, salah satu topik yang tidak bisa lepas dari masalah itu ada berobat.
Dan berobat pun banyak kemungkinan alternatif yang muncul, salah satunya adalah tenaga profesional dokter.
Berobat ke dokter privat --bukan di rumah sakit, bisa pasti dikaitkan dengan biaya --dana.
Dengan gambaran demikian, seperti dipublikasikan Intisari.Online.com, ada yang merasa sangat terbantu oleh keberadaan para dokter, ada pula yang merasa tak diperhatikan atau bahkan 'diperas' oleh para oknum dokter saat berobat.
Tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan mahalnya biaya untuk berobat, baik biaya konsultasi ataupun untuk membeli obat.
Namun kesan tersebut rasanya tidak akan muncul dari sosok dokter senior asal Medan, Sumatera Utara ini.
Dokter bernama Aznan Leno ini dikenal sebagai "dokter ikhlas" karena tidak pernah menentukan tarif berobat untuk pasiennya.
Dari sebuah bangunan tua di kawasan Jln. Puri Medan, Kelurahan Komat, Kecamatan Medan Area, Medan, Sumatera Utara, kerap didatangi orang-orang yang mengendarai becak, sepeda motor, hingga mobil.
Mereka adalah pasien seorang dokter yang akrab disapa Buya.
Nama lengkap sang "dokter ikhlas" dengan deretan gelarnya adalah Prof. Dr. Aznan Lelo Ph.D, Sp.FK.
Dan anehnya lagi, di kediamannya itu, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) ini membuka praktik tanpa memasang papan nama sebagaimana kebanyakan dokter di Indonesia.
Kepada pasien, dokter yang berdarah Minang tidak memasang tarif. Pasien membayar jasa konsultasi dan obat racikannya sesuka hati.
Resepnya untuk obat apotek pun terjangkau. Cukup fenomenal, kontras dengan umumnya dokter, apalagi di kota-kota besar.
Biasanya praktik buka pukul 17.00 WIB. Ada pasien yang datang dan mendaftar sejak siang kemudian pergi, banyak pula yang datang langsung mendaftar dan menunggu giliran.
