Berita Palembang

Jadi Korban Gempa, Wanita Asal Jogja Ini Ciptakan Abon Sayuran hingga Jadi Bisnis Menjanjikan

Namun, menurut Wahyuni, semenjak gempa, dirinya bersama ibu-ibu lain di tenda pengungsian mencoba berinovasi untuk membuat makanan alternatif

Penulis: Rangga Erfizal | Editor: Siti Olisa
SRIPOKU.COM/RANGGA ERFIZAL
Penjual Abon Nabati saat ditemui di Stand Sumsel Expo, Jumat (17/8). 

Laporan wartawan Sripoku.com,  Rangga Erfizal

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Masih jelas di dalam ingatan Purbudi Wahyuni, gempa besar yang melanda Yogyakarta pada Mei 2006 silam. Saat itu dampak gempa sangat terasa bagi masyarakat Yogyakarta.

Kesulitan mencari makanan menjadi problem utama yang, mengakibatkan banyaknya masyarakat memilih untuk memakan apa saja guna bertahan hidup, salah satunya memanfaatkan buah kluwih untuk dijadikan Abon.

Baca: Semangka Merah Hanya Rp830, Hanya di Hypermart Palembang Square (PS) Mall

Buah yang berbentuk mirip sukun tersebut biasanya hanya digunakan oleh masyarakat untuk membuat sayuran.

Namun, menurut Wahyuni, semenjak gempa, dirinya bersama ibu-ibu lain di tenda pengungsian mencoba berinovasi untuk membuat makanan alternatif dari bahan-bahan yang ada.

Baca: Semangka Merah Hanya Rp830, Hanya di Hypermart Palembang Square (PS) Mall

"Waktu itu kondisi masyarakat Jogja sangat kebingungan untuk memanfaatkan makanan yang ada. Jadi kami melihat buah kluwih ini banyak.

Sehingga coba dibuat sayur, dan makanan lainnya yang bisa bertahan lama seperti abon," ungkapnya saat diwawancarai Sripo, di salah satu stand di Sumsel Expo, Jumat (17/8).

Lanjutnya, pohon kluwih yang banyak tumbuh di sepanjang bantaran Sungai Gajahwong di kampung Mrican, Yogyakarta, sebelumnya belum dilirik oleh masyarakat karena hanya dipakai untuk membuat sayuran, dan jarang menjadi makanan utama.

Baca: Pergi Berdua Nagita Slavina, Penampilan Nisya Ahmad Saat di Mall Tuai Protes Netizen Riweuh Banget

Berawal dari musibah tersebut, mulai muncul ide untuk membuat makanan kemasan khusus sebagai panganan bernilai gizi sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat luas.

Tepat 4 tahun, usai gempa, dirinya mulai merealisasikan ide-ide yang ada, dengan mulai mencari-cari variasiasi abon yang ada.

"2010 saya mulai berinovasi menjalankan bisnis ini, dari mulai menciptakan varian rasa, ada pedas, gurih, dan lain sebagainya. Setelah melalui proses tersebut, 2013 saya mulai memasarkan produk olahan rumahan yang saya jual dengan harga Rp 19 ribu," ujar warga Mrican, Giwangan, Yogyakarta tersebut.

Baca: 2 Cucu Soeharto Ini Pernah jadi Anggota Paskibraka, yang Perempuan Sempat Alami Nasib Buruk

Kluwih yang tadinya tidak berharga, berubah menjadi olahan bernilai jual ekonomis.

Untuk menjadikan abon nabati, dirinya cukup memberikan campuran, buah kluwih, dan campuran lainnya.

"Ini abonnya menggunakan bahan-bahan alami dari campuran sayuran. Rasanya tidak beda dengan abon daging. Sehingga bagi masyarakat yang vegetarian juga bisa menikmati abon nabati," ujarnya.

Baca: Lihat Anaknya Ditemukan Sudah Jadi Mayat. Murni: Ya Allah, Ngapo Cak Ini Jadinyo Nak

Dari olahan makanan tersebut Abon yang Purbudi Wahyuni jual mendapat penghargaan sebagai makanan inovasi nasional tahun 2016.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved