Berita Palembang

Omzet Tiap Hari Merosot, Usaha di Sepanjang Sudirman Terancam Gulung Tikar

Pasca diterapkannya larangan parkir di sepanjang Sudirman tak hanya berimbas bagi para pemilik tokoh saja, melainkan juga berdampak

Penulis: Yandi Triansyah | Editor: pairat
KOLASE SRIPOKU.COM/YANDI TRIANSYAH
Usaha potong rambut mas Djoko sepi pengunjung pasca diterapkannya larangan parkir, Minggu (12/8/2018) di Jalan Jendral Sudirman Palembang. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Yandi Triansyah

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Pasca diterapkannya larangan parkir di sepanjang Sudirman tak hanya berimbas bagi para pemilik toko saja, melainkan juga berdampak pada pegawai tempat-tempat usaha.

Toha salah seorang tukang cukur rambut di Mas Djoko sudah sebulan terakhir ini merasakan pendapatan yang jauh berkurang dari biasanya.

Ia mengaku kesulitan membiayai kebutuhan keluarganya apalagi saat ini ada empat orang anak yang harus ia biaya terutama sekolahnya.

"Ada dua orang anak saya SMA, satu SD dan satunya lagi masih kecil. Susah membiayai mereka sekolah pemasukan sepi, " kata Toha, Minggu (12/8/2018) mengawali cerita.

Menurut dia, biasanya ada 100 orang yang datang tiap harinya, sekarang pasca adanya larangan parkir pedagang tak sampai lagi 20 orang yang datang.

"70 persen sampai 80 persen pelanggan kami menurun karena adanya larangan parkir ini, " kata Toha.

Cukur rambut Mas Djoko ini sebelum adanya larangan parkir ini selalu ramai didatangi pengunjung.

Tempat cukur rambut yang banyak didatangi oleh para pejabat dan orang-orang besar ini terancam gulung tikar.

Baca:

Kisah Penyamaran Fenomenal Soeharto, Bikin Ajudan Kalang Kabut Setiap Lakukan Misi ‘Rahasia’ Ini

BREAKING NEWS: 6 Rumah di Kawasan 5 Ulu Palembang Hangus Dilalap si Jago Merah!

"Satu orang yang kami cukur jasa kami dihargai Rp 30 ribu dari total itu kami dapat Rp 14 ribu, " katanya.

Ia mengaku sejak 17 tahun silam menjadi tukang cukur di Mas Djoko baru kali ini lah dirinya merasakan kesulitan.

"Kami mau demo kalau tak ada solusi, bagaimana keluarga kami mau makan kalau setiap hari sepi," katanya.

Selain itu, juru parkir Rumah Makan Sederhana di Simpang Charitas juga mengeluhkan hal serupa.

Syamsudin, mengaku tiap harinya saat ini dirinya hanya membawa uang pulang ke rumah sebesar Rp 70 ribu tiap harinya.

Biasanya setiap hari dirinya bisa mengantongi uang sampai Rp 150 Ribu hingga Rp 200 ribu.

Kondisi ini diperparah dengan adanya taman di halaman toko toko sepanjang Sudirman.

"Parkir tak boleh di badan jalan, kalau ketauan kena gembok oleh Dishub, kondisi diperparah dengan adanya taman, " katanya.(*)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved