Berita Palembang

Diskusi Mahasiswa S2 Komunikasi UBD: Pilkada 2018 Masih Ada yang Tersumbat

Pesta demokrasi Pilkada serentak 2018 di Sumsel menyisakan suatu pembelajaran politik

Penulis: Siti Olisa | Editor: Siti Olisa
SRIPOKU.COM/SITI OLISA
Mahasiswa S2 Komunikasi UBD foto bersama usai diskusi tentang komunikasi politik yang tersumbat dalam Pilkada Serentak 2018 

Laporan wartawan Sripoku.com, Siti Olisa

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pesta demokrasi Pilkada serentak 2018 di Sumsel menyisakan suatu pembelajaran politik untuk dicermati pada Pileg/Pilpres 2019 mendatang, yakni komunikasi politik yang tersumbat.

Menjadi kewajiban para elite politik, tokoh masyarakat dan kalangan akademisi untuk menyampaikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terjadi konflik Pilkada yang merugikan gara-gara komunikasi yang tersumbat.

Demikian antara lain diskusi mahasiswa S2 (pasca sarjana) Komunikasi Universitas Bina Darma, akhir pekan lalu.

Mulai tahun ini Pasca Sarjana UBD membuka jurusan Komunikasi, yang merupakan pertama di Sumatera Selatan.

Ada sekitar 15 orang mahasiswa angkatan pertama Pasca Sarjana UBD ini.

Seperti diketahui, sejumlah daerah seperti Empat Lawang dan Lahat masih terjadi keributan berujung anarkis bahkan di Empatlawang ada korban manusia, pada Pilkada serentak bulan lalu.

“Jika komunikasi politik lancar. Masyarakat tahu arti pesta demokrasi, masyarakat menganggap biasa sebuah suksesi kekuasaan, sifat militan sampai mengorbankan jiwa mudah-mudahan tidak terjadi lagi,”kata Pemred Sripo Hadi Prayogo yang tercatat menjadi mahasiswa S2 Komunikasi angkatan pertama.

Hal itu dibenarkan Yenni Anggraini, pebisnis yang menekuni bidang komunikasi dan Suharto dari TVRI Palembang.

“Seharusnya ada pemahaman siapapun yang menjabat bupati atau walikota atau gubernur adalah hal biasa asal mereka punya komitmen menyejahterakan rakyat,” kata Suharto dan Yenni.

Sejumlah kalangan tercatat menjadi mahasiswa S2 Komunikasi UBD, antara lain dari pers, pebisnis, PNS, pegawai swasta dan dari akademisi yang ingin meneruskan jenjang pendidikan.

Sedangkan Karerek, jurnalis online menyebut kebanyakan para timses dan juga paslon mendoktrin pendukungnya agar membela mati-matian jago yang didukungnya.

“Mereka siap menang tapi tidak siap kalah akhirnya ketika terjadi kekerasan. Seharusnya di tingkat paslon dan timses tetap harus mengkomunikasikan ke pendukungnya untuk menerapkan politik santun, siap menang siap kalah,” katanya.

Karena itu para mahasiswa pasca sarjana komunikasi UBD meminta ke depan, seluruh elemen masyarakat memberi pemahaman kepada masyarakat luas agar tidak memiliki sifat militan yang membabi buta membela paslon.

Pendukung melakukan dukungan yang sewajarnya, dan yang penting siapapun yang menjadi kepala daerah rakyat yang menjadi pemenang.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved