Berita Palembang
LKPI: Tak Ada Paslonbup Muaraenim Bakal Raih Suara di Atas 50 Persen
Arianto ST MSi Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Indenpen (LKPI) yakin tidak ada Paslonbup Muaraenim yang bakal memperoleh suara
Penulis: Abdul Hafiz | Editor: pairat
Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-- Arianto ST MSi Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Indenpen (LKPI) yakin tidak ada Paslonbup Muaraenim yang bakal memperoleh suara lebih dari 50 persen pada Pilbup Muaraenim, 27 Januari 2018 mendatang.
Pasalnya sudah ada 88 persen suara pemilih militan tersebar di empat Paslon Syamsul Bahri- Hanan Zulkarnain, Nurul Aman-Thamrin AZ, Shinta- Suryadi, Ahmad Yani-Juarsah.
"Apalagi suara mengambangnya tinggal 12 persen. Kalaupun nantinya bakal ada serangan fajar money politic, analisa kita tidak akan signifikan mengalami perubahan suara militan. Kenaikkan elektabilitas paslon yang berasal dari birokrat ini cukup signifikan dibandingkan paslon lainnya. Yang menonjol adalah pigur bukan dari partai politik, karena masyarakat lebih melihat figur dari calon yang ada,” terang Direktur Eksekutif LKPI, Arianto.
Baca:
Dikira Liar, Tanaman Ini Ternyata Dapat Menghilangkan Penyakit Mag, Jantung Dan Kesehatan Tubuh Lain
Profil Lengkap Negara Peserta Piala Dunia 2018 Grup E, Kosta rika
Masyarakat dalam menentukan pilihan, lebih memilih calon yang akan membawa perubahan lebih baik bagi Muaraenim lima tahun kedepan.
Survei ini dilakukan pada 4 Mei sampai 5 Juni 2018, survei sendiri dilakukan sejak Desember tahun 2017 lalu, pada survei terakhir ini sebanyak 420 responden dengan +- 5 persen margin eror.
"Survei yang dilakukan LKPI ini dengan mengambil sample 420 responden atau 42 desa/kelurahan yang tersebar secara proporsional di seluruh kecamatan di kabupaten Muara Enim. Metode penarikan sample dengan menggunakan multistage random sampling dan dilengkapi dengan dept interview dengan marjin of error +/- 5 % dengan selang kepercayaan 95 %. Wawancara dilakukan tatap muka dengan melibatkan surveyor semua mahasiswa," kata mantan kordinator Lembaga Survei Indonesia. (*)