Tragis! Bentrok Gaza: 52 Warga Palestina Tewas saat Memprotes Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem
Sedikitnya 52 warga Palestina tewas dan 2.400 lebih cedera akibat tindakan pasukan Israel, yang merupakan kekerasan
SRIPOKU.COM - Bencana tak hanya datang dari Indonesia.
Bahkan saat warga Gaza sedang berjuang melawan para teroris dari pasukan Israel.
Mereka berperang dengan tangan kosong.
Berjihad di jalan TuhanNya.
Sedikitnya 52 warga Palestina tewas dan 2.400 lebih cedera akibat tindakan pasukan Israel, yang merupakan kekerasan yang paling banyak menjatuhkan korban dalam waktu satu hari sejak Perang Gaza tahun 2014 lalu.
Kekerasan terjadi bersamaan dengan pembukaan secara resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem, Senin (14/05), yang memicu kemarahan rakyat Palestina.
Baca: Aurelie Moeremans: Teror Bom Surabaya Tak Ada Kaitannya dengan Islam! Jangan Mau Diadu Domba
Peresmian kedutaan besar memicu kemarahan warga Palestina karena dilihat sebagai dukungan Amerika Serikat terhadap penguasaan Israel atas seluruh kota Yerusalem, yang bagian timurnya diklaim Palestina sebagai teritorinya dan rencananya akan menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tidak hadir dalam peresmian kedutaan di Yerusalem dan mengirim pernyataan pujian lewat pesan video.
Kepada para tamu yang menghadiri peresmian, dia mengatakan hal itu sudah lama dinantikan dengan menambahkan, "Israel adalah bangsa yang berdaulat dan berhak untuk menentukan ibu kota namun selama beberapa tahun kita gagal mengakuinya."
Amerika Serikat, tegas Trump, akan tetap 'memiliki komitmen untuk memfasilitasi kesepakatan damai abadi'.
Baca: Sebut Teror Bom Hanya Pengalihan Isu di Facebook, Wanita Ini Pasrah Diciduk Polisi!
Apa yang terjadi di perbatasan?
Warga Palestina melempar batu dan perangkat pembakar sedang militer Israel mengerahkan penembak jitu, sementara asap hitam tampak membumbung tinggi dari ban-ban yang dibakar.

Kementerian Kesehatan, yang dijalankan oleh kelompok Hamas yang menguasai Gaza, mengatakan anak-anak termasuk dalam korban jiwa yang jatuh.
Aksi unjuk rasa yang dipimpin Hamas ini sudah berlangsung selama enam pekan yang disebut sebagai 'Pawai Besar untuk Pulang'.
Baca: Heboh Teror Bom di Surabaya, Ini Penjelasan Ustad Abdul Somad Terkait Bom Bunuh Diri dan Mati Syahid
Israel mengatakan protes tersebut ditujukan untuk menerobos perbatasan dan menyerang komunitas Israel yang berada di sekitarnya.