Fakta-Fakta Pelaku Bom Bunuh Diri Surabaya-Rusunawa, Ada Dua Hal Mengejutkan, 3 Anak Selamat
Setidaknya ada dua terot peledakan akibat bom bunuh diri yakni di Surabaya dan Rusunawa.
Penulis: Hendra Kusuma | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM-Pelaku rangkaian teror pasca kasus penyanderaan dan penyerang napi teroris di Mako Brimob Kelapa Dua sudah terungkap pada Senin (14/5/2018).
Setidaknya ada dua terot peledakan akibat bom bunuh diri yakni di Surabaya dan Rusunawa.
Total, ada 9 pelaku yang tewas dan 5 diantaranya anak-anak, dan 2 pasang orang tua yang diduga tergabung dalam JAD-JAT (Jamaah Anshorut Tauhid), jaringan yang diduga menjadi dalang pelaku sejumlah teror di Indonesia.
1. Bomber Surabaya yang menewaskan seluruh keluarganya dalam peristiwa bunuh diri
Satu keluarga yang menjadi pelaku pengeboman di tiga gereja Surabaya di Surabaya itu tewas bahkan mematikan keempat putra-putrinya.
2. Dita Oepriarto, sang Ayah keluarga Bomber Ketua JAD Surabaya
Miris memang, hingga anak pun dibawa dan tewas dalam bom bunuh diri. Dia adalah Dita Oepriarto (ayah) Ketua JAD Surabaya, sementara Puji Kuswati merupakan sang ibu, kemudian dan empat anaknya, yakni YF, FH, FS, dan P.
Mereka semua bergabung dalam jaringan teroris JAD-JAT dan tewas dalam peristiwa pengemboman tiga tempat dalam waktu yang nyaris bersamaan.
3. Serangan dilakukan di tiga tempat dalam kurun waktu pukul 06.30 WIB di Gereja Santa Maria Tak Bercela, kemudian ledakan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, Surabaya, pukul 07.15 WIB, kemudian ledakan terakhir terjadi 07.33 WIB di Gereja Pantekosta, Jl Arjuna.
Dita meledakkan bom di Gereja Pantekosta, Minggu (13/5), sambil mengemudikan mobil Toyota Avanza. Sebelumnya, Dita mengantar sang istri, Puji Kuswati (43), serta dua anak perempuannya, FS (12) dan FR (9), ke GKI di Jl Diponegoro, juga dua anak laki-lakinya, YF (18) dan FA (16), ke Gereja Santa Maria Tak Bercela di kawasan Ngagel.
4. Bom yang digunakan jenis The Mother Of Satan, jenis bom yang sangat berbahaya karena memiliki daya ledak tinggi dan mematikan. Bom ini kerap juga disebut bom Pipa. Dilansir dari kompas.com, bom jenis ini kerap digunakan kelompok ISIS di Irak.
"Kita melihat bahwa bom yang digunakan bermacam-macam meskipun mirip yaitu bom pipa. Ada yang ditumpuk-tumpuk, ada juga yang ditambah bensin seperti di kasus Gereja Arjuno (GPPS Jalan Arjuno)," kata Tito seperti dilansir di kompas yang meliput langsung konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (14/5/2018).
5. Menggunakan bahan-bahan, Triaseton Triperoxide bahan yang dianggap sangat sensitif dan mudah meledak ketika ada goncangan.
6. Keluarga Bomber Rusunawa
"Kejadian malam di Sidoarjo itu sama dengan Surabaya, semuanya satu keluarga. Satu kartu KK (kepala keluarga). Jumlahnya yang meninggal 3 orang, bapak, ibu, dan anak. Kemudian yang selamat ada 3. Jadi KK-nya sama semua di 3 TKP," jelas Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin dalam konferensi pers di Surabaya, Senin (14/5/2018).
"Di Sidoarjo yang di rusunawa, jumlah KK-nya 6. Pagi ini satu KK juga. Satu KK asal Surabaya dan semuanya ada lima," lanjutnya.