Juru Parkir Saksikan Langsung Detik-Detik Bom Meledak, Ini Kejadian Yang Diungkapkannya, Mengerikan
Mulyo menceritakan awal kejadian bermula saat pukul 7:45 WIB. Saat itu banyak jamaah berdatangan. Para juru parkir sibuk mengatur sepeda motor
SRIPOKU.COM-- Mulyo Hartono (44) duduk diam di bawah pohon yang berjarak 100 meter dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, Surabaya, yang menjadi sasaran serangan bom bunuh diri, Minggu (13/5/2018).
Pria yang tiap Minggu menjadi juru parkir di GKI Diponegoro itu tampak lesu.
Kaus, celana bagian belakang, dan sepatunya tampak penuh cipratan darah.
Pria asal Surabaya ini mengaku belum sempat ganti baju, karena masih menunggu proses evakuasi di gereja.

Dia bersikukuh menunggu bisa kembali ke gereja untuk ikut menjaga dan memastikan sepeda motor para jemaat gereja tetap aman.
Mulyo menceritakan awal kejadian bermula saat pukul 7:45 WIB.
Saat itu banyak jamaah berdatangan. Para juru parkir sibuk mengatur sepeda motor dan mobil jemaat yang baru datang.
"Ada yang mengatur mobil, saya mengatur jemaat pemuda yang masuk. Waktu itu terlihat tiga orang perempuan bercadar berjalan cepat ke arah gereja, satu dewasa, dua kecil-kecil. Teman saya, Yesaya, satpam yang sedang berjaga sontak lari dan berusaha menghentikan perempuan yang berjalan paling depan dengan menarik tas ransel yang dia (pelaku) kenakan," cerita Mulyo, Minggu (13/5).
Lalu ledakan terjadi seketika di parkiran gereja. Mulyo yang saat itu berjarak hanya dua sepeda motor dari ledakan, sempat melihat sebagian tubuh perempuan yang diberhentikan Yesaya itu terbang.
Mulyo juga melihat tubuh Yesaya terpental saat ledakan, dia terluka parah di bagian kaki dan tangan kanan, tergeletak tak berdaya.

Pelaku kedua tampak tergeletak telungkup, seperti terkena ledakan pelaku pertama.
"Saat tahu Yesaya terluka, saya bingung mau menolong dia. Tapi tidak boleh sama para jemaat yang sudah ada di dalam gereja. Saya disuruh menjauh, saat itu posisi perempuan kecil kedua telungkup gak tahu masih hidup atau tidak. Sementara perempuan ke tiga saya gak tahu posisinya di mana," lanjut Mulyo.
Benar saja. Selang beberapa menit setelah Mulyo menjauh, bom kedua yang diduga dibawa perempuan kecil telungkup meledak.
"Beberapa saat setelah bom itu meledak, saya langsung menolong Yesaya. Dia dibawa ke rumah sakit," katanya sambil menunjukkan bajunya yang berlumuran darah.

Setelah ledakan kedua itu, Mulyo mengaku melihat polisi datang dan mengamankan lokasi.