Kisah Lelaki Yang Memasuki Istana Bidadari Bermata Jeli, Beginilah Isi Didalamnya, Subhanallah

Ketika para pelayan cantik itu melihatku, mereka berkata, ‘Demi Allah, suami bidadari ber-mata jeli itu telah tiba.’

Editor: ewis herwis
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM-- Setiap manusia menginginkan mati dalam keadaan yang baik agar dapat berkumpul bersama Rasulullah di hari kiamat kelak, dan dimasukkan ke dalam jannah-Nya Allah.

Pada zaman Rasulullah, ada seorang sahabat yang merindukan bertemu dengan seorang bidadari di syurga.

Bidadari surga itu telah ditemuinya dalam mimpinya, hingga ia benar-benar ingin menemuinya.

Berikut kisahnya seperti yang telah dikutip dari situs abubadriyyah.wordpress.com:

Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika kami sedang duduk-duduk di majelis kami, aku pun sudah siap dengan pakaian perangku, karena ada komando untuk bersiap-siap sejak Senin pagi. Kemudian saja ada seorang laki-laki membaca ayat, (artinya) ‘Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan memberi Surga.’ (At-Taubah: 111).

Aku menyambut, “Ya, kekasihku.”

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Laki-laki itu berkata, “Aku bersaksi kepadamu wahai Abdul Wahid, sesungguhnya aku telah menjual jiwa dan hartaku dengan harapan aku memperoleh Surga.”

Aku menjawab, “Sesungguhnya ketajaman pedang itu melebihi segala-galanya. Dan engkau sajalah orang yang aku sukai, aku khawatir manakala engkau tidak mampu bersabar dan tidak mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini.”

Laki-laki itu berkata, “Wahai Abdul Wahid, aku telah berjual beli kepada Allah dengan harapan mendapat Surga, mana mungkin jual beli yang aku persaksikan kepadamu itu akan melemah.”

Dia berkata, “Nampaknya aku memprihatinkan kemampuan kami semua, …kalau orang kesayanganku saja mampu berbuat, apakah kami tidak?” Kemudian lelaki itu menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah kecuali seekor kuda, senjata dan sekedar bekal untuk perang.

Ketika kami telah berada di medan perang dialah laki-laki pertama kali yang tiba di tempat tersebut.

Dia berkata, “Assalamu ’alaika wahai Abdul Wahid,” Aku menjawab, “Wa’alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh, alangkah beruntungnya perniagaan ini.”

Kemudian kami berangkat menuju medan perang, lelaki tersebut senantiasa berpuasa di siang hari dan qiyamullail pada malam harinya melayani kami dan menggembalakan hewan ternak kami serta menjaga kami ketika kami tidur, sampai kami tiba di wilayah Romawi.

Ketika kami sedang duduk-duduk pada suatu hari, tiba-tiba dia datang sambil berkata, “Betapa rindunya aku kepada bidadari bermata jeli.”

Kawan-kawanku berkata, “Sepertinya laki-laki itu sudah mulai linglung.”

Ilustrasi
Ilustrasi ()
Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved