Bukan Tentara, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo Ternyata Ingin Jadi Ini Sejak Kecil. Tapi Karena Ibu
Fakta yang mengejutkan, ternyata untuk menjadi tentara nasional Indonesia bukanlah tujuan awal cita-citanya,
Penulis: Fadhila Rahma | Editor: Fadhila Rahma
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Fadhila Rahma
SRIPOKU.COM – Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sudah menggapai cita-cita menjadi Panglima TNI. Dia dilantik Presiden Joko widodo pada 8 Juli 2015.
Fakta yang mengejutkan, ternyata untuk menjadi tentara nasional Indonesia bukanlah tujuan awal cita-citanya, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dulu ingin menjadi seorang arsitek di Universitas Gajah Mada (UGM).
Tapi karena melihat kondisi keuangan orang tua yang tidak memungkinkan menggapai cita-citanya tesebut maka pada akhirnya dia memilih menjadi tentara.

Dilansir dari Kompas.com, Gatot bercerita, satu hari, dirinya sudah berada di Yogyakarta dan siap mendaftar ke jurusan arsitektur di UGM.
Namun Gatot teringat pesan ibunda bahwa biaya kuliah di UGM cukup menguras kas keluarga.
“Ayahmu hanya seorang pensiunan. Kalau kamu masuk UGM, maka adik-adikmu bisa tidak sekolah.”
"Kata Ibu, semua biaya untuk kamu," ujar pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 ini menirukan pesan ibunda. Padahal Gatot masih punya dua adik yang pasti juga ingin menimba bangku kuliah selepas SMA.
"Saya pikir, saya kok egois, akhirnya saya teruskan ke Semarang (untuk mendaftar ke Akmil)," ungkap Gatot.
"Jadinya arsitek tentara sekarang," kata Gatot.

Mendengar hal tersebut, Gatot berubah haluan. Diam-diam dia berangkat ke Semarang, mendaftar Akabri melalui Kodam Diponegoro.
Sekembalinya dari Semarang, ia memberitahu ibunya bahwa ia sudah mendaftar ke Akabri. Ibunya langsung mengizinkan dengan pesan, “Jika kamu menjadi tentara, kamu harus menjadi anggota RPKAD.”
Menurut Gatot, ibunya terobsesi anaknya menjadi anggota RPKAD karena rumah orang tua ibunya dekat dengan markas RPKAD di Cilacap.
Setelah lulus Akabri 1982, Gatot berusaha masuk menjadi anggota Kopassus (nama baru RPKAD).
Tapi dalam usaha pertama ia tidak diterima. Pada kesempatan berikutnya, setelah berpangkat Kapten, saat bertugas di Pusat Latihan Tempur di Baturaja, Sumsel, ia kembali mendaftar masuk Kopassus.