Mitos Pantangan Menikah atau Hajatan di Bulan Suro, Ternyata ini Menurut Pandangan Islam
Bahkan ada yang mendefiniskan jika orang yang menikah di bulan suro maka salah satu dari mereka akan meninggal dunia.
SRIPOKU.COM -- Menurut kepercayaan yang ada di tengah masyarakat, khususnya di tanah Jawa, tidak sedikit yang mempercayai jika bulan Muharram adalah bulan yang paling dilarang jika ada yang ingin mengadakan acara yang bersifat sakral, seperti pernikahan, sunatan dan lain sebagainya.
Mereka menganggap, orang yang melanggar mitos ini akan tertimpa nasib sial.
Bahkan ada yang mendefiniskan jika orang yang menikah di bulan suro maka salah satu dari mereka akan meninggal dunia.
Ini adalah mitos yang memang bertolak belakang dengan dasar dari agama Islam yang sebagian besar mereka anut.
(Tribun Jogja/Santo Ari)
===
Bulan suro atau muharram, menurut kepercayaan islam, adalah bulan yang sangat mulia.
Ada dua hal mengapa bulan pertama dalam kalender Hijriyah ini dimuliakan.
Pertama, karena disandarkannya nama bulan ini kepada Allah (Syahrullah).
Kedua, karena bulan ini termasuk salah satu dari keempat bulan yang termasuk dalam Asyhurul Hurum (bulan-bulan mulia).
Keempat bulan mulia ini ada yang berurutan (Sard), yaitu: Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharram sedang yang satu sendirian (Fard) yaitu: Rajab.
(Net)
===
Pantangan Menikah di Bulan Muharram menurut Islam.
“Suro” seperti nama-nama bulan jawa yang lain berasal dari bahasa arab 'Asyuro'.
Asyuro berasal dari kata 'Asyara' atau 'Asyrah' yang seperti sepuluh.
Asyuro merupakan hari yang ke sepuluh Muharram.
Ada yang mengatakan bahwa hari itu merupakan saat mulia yang kesepuluh dari sepuluh saat yang di muliakan Allah (Sembilan lainnya adalah bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Malam Qodar, Hari Fitri, hari-hari Asyar, hari Arafah, hari-hari Nahr dan hari Jumat).
Ada yang mengatakan karena pada hari Asyuro itu terjadi peristiwa penting dalam kehidupan 10 Nabi Allah.
Umat Islam sendiri menyambut bulan Muharam (Suro) sebagai tahun awal baru Hijiriyah.
Dari hari Asyuro-nya (tanggal 10 Muharam) ada yang melakukan puasa karena ada riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW berpuasa pada hari itu.
(IST)
===
Kepercayaan yang menganggap bulan suro itu bulan 'Gawat' atau bulan 'Sial' sering dianggap berkaitan dengan tragedi Sayyidina Husein bin Ali dan sahabat yang terjadi pada bulan Asyuro di bulan Muharam.
Dalam khazanah kitab kuning sendiri, ada juga pendapat yang menghubung-hubungkan puasa Asyuro dengan musibah Husein tersebut.
Tentang adanya anggapan bahwa bulan suro bulan “seram” dan ada orang yang memandikan pusaka berupa keris dan lain-lain serta menghindari hajatan pernikahan dan lain-lain pada hari itu nyatanya tidak memiliki dasar yang jelas.
Pendapat yang mengatakan bahwa pernikahan pada bulan Muraham dapat membawa sial adalah pendapat yang sama sekali tidak ada landasannya dalam agama.
Menurut kepercayaan Islam, bulan Muharam adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah.
Nabi Muhammad SAW menamakannya dengan bulan Allah sebagai penghormatan terhadap Sang Pencipta.
Pada bulan ini seyogyanya manusia bergembira sehingga tidak perlu melarang terjadinya pernikahan pada bulan itu.
Menurut islam pernikahan dapat di laksanakan pada semua bulan dan semua hari.
Pernikahan perlu di sambut dengan rasa gembira karena merupakan salah satu bentuk syiar agama dan sunnah Rasulullah SAW yang mulia. (Yusuf Qaradhawi/Mustafa Bisri/CeritaMisteri.net)