Inilah Hukum Merayakan Tahun Baru Islam, Jangan Sampai Salah Begini Penjelasan Selengkapnya
Umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Tahun Baru Hijriah Muharram 1439 Hijriah bertepatan dengan Kamis (21/9/2017).
SRIPOKU.COM -- Umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Tahun Baru Hijriah Muharram 1439 Hijriah bertepatan dengan Kamis (21/9/2017).
Di Indonesia, Tahun Baru Muharram ini ditetapkan sebagai salah satu Hari Libur Nasional seperti halnya perayaan besar hari keagamaan lainnya.
Lantas bolehkan merayakan tahun baru ini seperti halnya memperingati tahun baru Masehi tiap 1 Januari? Merayakan tahun baru 1 Januari identik dengan kembang api dan terompet. Bagaimana kalau peringatan tahun baru Muharram?
Muharram adalah bulan yang teramat mulia, yang mungkin banyak di antara kita tidak mengetahuinya.
Namun banyak di antara kaum muslimin yang salah kaprah dalam menyambut bulan Muharram atau awal tahun.
Silakan simak pembahasan berikut seperti dikutip dari rumaysho.com:
Baca: Jadi Korban KDRT Wajah Wanita Ini Mengerikan, tak Disangka Ia Masih Bisa Begini ke Suaminya!
Muharram Bulan Istimewa

Dalam agama ini, bulan Muharram (dikenal oleh orang Jawa dengan bulan Suro), merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram.
Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Al Quran:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)
Ibnu Rajab mengatakan, ”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa sejak penciptaan langit dan bumi, penciptaan malam dan siang, keduanya akan berputar di orbitnya. Allah pun menciptakan matahari, bulan dan bintang lalu menjadikan matahari dan bulan berputar pada orbitnya. Dari situ muncullah cahaya matahari dan juga rembulan. Sejak itu, Allah menjadikan satu tahun menjadi dua belas bulan sesuai dengan munculnya hilal. Satu tahun dalam syariat Islam dihitung berdasarkan perputaran dan munculnya bulan, bukan dihitung berdasarkan perputaran matahari sebagaimana yang dilakukan oleh Ahli Kitab.”
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut?
Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: