Aneh tapi Nyata. Setiap 30 Tahun, Tebing di China Ini Bertelur. Subhanallah!
Telur tersebut menjadi lebih keras dan menjadi lebih terbuka yang akhirnya akan terlepas dan jatuh dari dinding tebing.
Penulis: Tresia Silviana | Editor: Sudarwan
Laporan wartawan Sriwijaya Post, Tresia Silviana
SRIPOKU.COM - Bagi Anda yang belum pernah mendengar mengenai gunung bertelur, Anda mungkin tidak tahu tentang tebing Chan Da Ya.
Tebing Chan Da Ya berada di Daerah Otonomi Qiannan Buyi dan Miao, Provinsi Guizhou, China.

Seperti dilansir Oddity Central, Chan Da Ya adalah sebuah tebing misterius yang dilaporkan mengandung telur batu bulat atau oval yang muncul setiap 30 tahun.
Tebing Chan Da Ya telah membuat bingung para ahli geologi selama beberapa dekade.
Tebing yang memiliki tinggi 9ft dan 65ft yang sangat tererosi memiliki permukaan yang tidak rata yang dihiasi puluhan batu bulat dan berbentuk oval dengan berbagai ukuran.
"Telur" tersebut menjadi lebih keras dan menjadi lebih terbuka yang akhirnya akan terlepas dan jatuh dari dinding tebing.
Menurut orang-orang di desa Gulu terdekat, Tebing Chan Da Ya membutuhkan waktu 30 tahun untuk kembali memunculkan telur-telur batu yang aneh itu.
Fenomena penampakan telur Chan Da Ya yang dianggap unik membuat ahli geologi berharap bisa mengemukakan penjelasan tentang tebing tersebut.

Mereka harus melakukan perjalanan ke daerah pegunungan yang terpencil untuk bisa sampai ke tebing Chan Da Ya agar bisa mempelajarinya secara langsung.
Ahli geologi China menunjukkan bahwa sementara sebagian besar Gunung Gandeng terbuat dari sedimen yang lebih keras, bagian khusus ini kebanyakan terbuat dari batu berkapur, yang mudah terkikis.
Itu mengakibatkan telurnya terbuat dari batuan yang lebih keras, sehingga perbedaan waktu yang dibutuhkan agar unsur-unsur melalui berbagai jenis batu menjelaskan fenomena peletakan telur.
Namun, belum ada yang bisa menjelaskan bagaimana bagian tebing tersebut bisa menghasilkan telur batu bulat atau oval.

Orang-orang desa Gulu telah mengetahui tentang tebing bertelur selama beberapa generasi dan banyak di antara mereka yang sering mengunjunginya untuk menyentuh tebing yang disebut "telur dewa" tersebut untuk mendapatkan keberuntungan.
Data yang didapat pada tahun 2005 menunjukkan bahwa hampir setiap 125 keluarga di desa Gulu memiliki setidaknya satu telur misterius ini di rumah mereka.