Empat Macam Bencana bagi Orang yang Menjalankan Kebaikan dengan Tergesa-gesa

Dan manusia mendoakan untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa

Editor: Sudarwan

TERGESA-gesa dalam menjalankan kebaikan merupakan sebuah sikap yang dapat meluputkan tujuan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam kemaksiatan. Setidaknya, kata Imam Al-Ghazali, dapat menimbulkan empat macam bencana. Apa saja itu?

1. Membuat yang bersangkutan kelelahan dan putus asa. Lalu tidak lagi bersungguh-sungguh, sehingga terhalang dari kedudukan yang hendak dia capai itu. Atau kalau tidak begitu, ia bertindak melampaui batas dan memperpayah diri, pada akhirnya terputus dari kedudukan itu. Ia berada di antara keteledoran dan kecerobohan, keduanya ini buah dari sikap tergesa-gesa.

Rasulullah SAW bersabda: “Bahwasanya agama kita itu kokoh, maka jalankanlah dengan perlahan-lahan (tidak tergesa-gesa). Sebab, orang yang telah putus semangatnya itu tidak bisa melintasi bumi dan tidak bisa terus menersus berada di atas tunggangannya.”

Ada pepatah Arab mengatakan: “Jika saja anda tidak tergesa-gesa, tentu anda sampai (pada tujuan).”

Berkata pula seorang penyair:

“Dengan pelan-pelan

penuh ketekunan

sebagian hajat akan didapatkan

Dengan tergesa-gesa

Bisa jadi hanyalah ketergelinciran

yang didapatkan”

2. Orang ahli ibadah tentu mempunyai hajat, lalu ia memperbanyak doa kepada Allah SWT, dan bersungguh-sungguh agar hajatnya itu tercapai. Namun kemudian ia terkadang tergesa-gesa ingin doanya segera terkabul sebelum waktunya, kemudian tidak kesampaian, akhirnya merasa bosan dan lelah. Lantas berhentilah ia berdoa, akhirnya hajat dan tujuan menjadi tidak tercapai.

3. Terkadang orang yang sedang menjalani ibadah itu dizhalimi oleh orang lain, lalu membuatnya marah dan tergesa-gesa mendoakan orang yang berbuat zalim kepadanya agar segera mendapatkan hukuman, pada akhirnya mengalami kerusakan karenanya. Bahkan bisa jadi ia melampaui batas sehingga terperosok ke dalam kemaksiatan dan kebinasaan.

Allah SWT berfirman: “Dan manusia mendoakan untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS Al-Isra’ 11).

4. Ia tidak dapat memperhatikan dan memandang segala urusan yang dia hadapi sebagaimana mestinya. Ia akan tergesa-gesa berbicara, lalu lidahnya tergelincir dalam kesalahan. Tergesa-gesa ke tika makan, lalu terjerumus ke dalam barang haram dan syubhat. Demikian pula dalam setiap persoalan hidup, ia kehilangan sifat wara’. Adakah kebaikan yang ia dapatkan dalam ibadah tanpa kehati-hatian dan penuh kesungguhan?

(Sumber Tulisan : Minhajul Abidin oleh Imam Al-Ghazali)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved